Suatu Hari Sepulang Pasar

Aktivitas rutin saya dan Little Bee setiap Rabu adalah pergi ke pasar kaget sekali seminggu. Pasar kaget adalah pasar yang 'tiba-tiba' muncul di kala sore dan berakhir di waktu magrib. Semenjak Little Bee baru belajar berjalan sekitar dua tahun lalu dan ketika saya baru memulai karir saya sebagai ibu rumah tangga, ke pasar kaget adalah kegiatan mesra kami berdua. Berjalan bergandengan tangan, sambil bernyanyi-nyanyi, dan Little Bee yang menyeret tas besar adalah golden moment yang tak (bisa) terlupakan. Saksi bisu kasih sayang kami berdua.

credit
Pasar kaget ini dulu jaraknya sekitar 500 meter, dan kami kesana dengan berjalan kaki, karena memang tidak ada kendaraan. Namun, sayangnya, jalan menuju ke pasar itu sangatlah sulit, karena kami harus melalui jalan tanah sempit yang kiri-kanannya adalah rawa-rawa. Maklum saja, rumah kami berada di pedalaman kota. Jika sebuah mobil lewat, saya sudah pasti was-was dan biasanya berhenti sejenak, karena  jalan ini sempit, hanya lebih besar sedikit dari lebar satu mobil dan satu motor.

Jika musim hujan tiba, kesulitan kami menjadi double. Tanah becek dimana-mana dan licinnya tak terkira. Ditambah dengan lalu lalang mobil yang menghindari becek, jadilah kami berdua harus berhati-hati ke tepi jalan yang notabene adalah rawa-rawa dan parit. Belum lagi jika truk pasir dan batu yang lewat, saya hanya bisa beristighfar karena riskan sekali. Beberapa kali saya harus menggendong Little Bee yang sandalnya penuh lumpur untuk melewati kubangan-kubangan di tepi jalan, sehingga mau tidak mau saya harus berlari ke tengah jalan, berpacu sebelum mobil-mobil lewat.

Kenapa saya harus menempuh resiko ini hanya demi ke pasar kaget? Karena harganya lebih murah.Kalau kata pedagang, harga sisa. Karena dagangan yang dijual memang barang sisa tadi pagi yang dijual di pasar biasa. Ekonomi kami yang pas-pasan memaksa saya mau tidak mau untuk belanja sayur-mayur disini. Sedangkan ikan, ayam atau daging barulah dibeli di pasar biasa. Dengan lima puluh ribu rupiah, biasanya saya bisa membeli beberapa ikat sayur-mayur utk seminggu, sekilo kentang, tahu dan tempe,telur setengah papan, sekilo jagung, bumbu-bumbu halus, jengkol, setengah kilo bawang merah, seperempat kilo cabe, dan setengah kilo tomat. Akan lebih rumit mensiasatinya jika Little Bee minta beli mainan.
 
Sepulangnya dari pasar, jalan becek yang kami lalui tadi berlipat lagi kesulitannya karena tangan saya yang satu memegang Little Bee dan satu lagi menjinjing tas yang mungkin 5-6 kilo beratnya. Saya akan meninggalkan bawaan saya di tepi jalan, menggendong Little Bee melewati kubangan, menyuruhnya untuk betul-betul menunggu di tepi jalan. Lalu saya kembali mengambil bawaan, cepat-cepat berlari berpacu dengan mobil dan motor yang akan lewat karena Little Bee sendirian di depan sana. Sungguh, hanya peluh yang membanjiri kerudung dan baju saya, yang bisa bercerita tentang kesulitan ini.

Saya bersyukur karena Little Bee tidak pernah mau digendong. Selalu menolak untuk digendong kecuali memang harus menghindari becek. Tas anyaman plastik besar selalu harus dipegang Little Bee menuju pasar. Ia tak mengeluh jika kami harus berjalan kaki sejauh itu. Ia juga tak mengeluh walaupun peluhnya sudah membasahi baju. Di pasar pun, Little Bee jarang sekali merengek-rengek. Sekali dua kali kadangkala merengek karena minta mainan, dan jika dibujuk, dia akan menurut, walaupun sedikit terisak-isak. Ketika berbelanja pun, tangannya gak usil megang sana-megang sini, apalagi jika beli telur. Tapi iya, ia selalu bertanya apa saja. "Bunda itu apa?", "Bunda ini apa?", "Itu sayur apa?"
Little Bee selalu bertingkah laku baik tiap ke pasar sejak ia baru berumur setahun hingga saat ini tiga tahun lebih. Sebagai reward, biasanya membelikannya jagung rebus atau robot-robot bongkar pasang murah sudah membuatnya excited tiap ke pasar.

Wajah polos Little Bee dengan mata besar jernih yang memandang ketika mendengar saya kadang mengeluh, "Duh, berat banget...", lalu menjawab,"Berat bun?" Lalu ia mengambil sebuah kantong plastik dari tas dan membawanya di tangan yang satunya, terkadang membuat saya menitikkan air mata tanpa sadar. Kadangkala, jika rasanya terlalu lelah untuk melalui itu, saya berkata ke Little Bee," Suatu hari nanti nak, kita gak perlu susah payah seperti ini. Suatu hari nanti...". Perkataan itu sebenarnya bukanlah untuk Little Bee tapi menguatkan hati saya. Sebagai seorang ibu, saya harus menunjukkan pada putra saya, bahwa dalam kehidupan, ia harus berjuang, tak peduli kesulitan dan kesusahan, ia harus menggapai mimpinya. Dengan sabar dan tawakal.

Suatu hari ketika kami harus pulang menghadapi jalan becek lagi, tiba-tiba diantara motor yang lalu-lalang melewati kami, seorang gadis berjilbab menepikan motornya. Ia menoleh ke belakang, melihat ke arah kami dan berkata."Bu, mari saya antarkan pulang...Ayo naik...". Saya tersenyum.

Sore itu, di boncengan motor, sependek jalan antara pasar dan rumah, hati saya bukan main bahagianya. Kebaikan hati sekecil apapun, selalu tak akan terlupa bagi yang membutuhkan pertolongan. Demikian pula, kebaikan hati gadis muda ini, Wulan, akan selalu saya ingat dalam perjalanan hidup saya nanti, mengingatkan saya pada sepasang ibu dan anak berjalan pulang membawa bawaan berat melalui kubangan dan lumpur, menanti seseorang untuk menawarkan bantuan untuk pulang.


Note: Hubby bekerja kerja hingga baru bisa pulang ketika malam tiba, jadi jangan heran jika ayah Little Bee sore hari masih di kantor.

post signature

Komentar

  1. lebih perhitungan dengan harga ya, sama aku juga gitu. semalam ke salah satu supermarket tapi aku gak jadi belanja kok harganya lebih mahal dibanding dipasar kaget :)

    BalasHapus
  2. Pasar kaget gak ngagetin ya may? Hihihihi....seru tuh kayaknya ya..gw gak berani ke pasar sendirian, selain takut nyasar juga gak bisa nawar wkwkwkw...

    BalasHapus
  3. Akan mjd kenangan hangat tak terlupakan ya mayya..... *brb ambil tisu*

    BalasHapus
  4. hihihi little bee pinter ya...
    ngebayangin ribetnya pergi ke pasar kaget, tapi pasti bener2 jadi memori yang indah buat little bee juga nantinya...

    fotonya baguusss banget. demen gua ngeliatin foto2 lu may. keren2 banget!!!!

    BalasHapus
  5. bener2 pejuangan banget ya mba Mayy..saluut..^^
    untungnya Little bee anteng ya, ga kebayang kalo bawa tas belanjaan trus ditambah harus gendong anak yang nangis pula..

    salam sayang buat little bee..pinter banget..:*

    BalasHapus
  6. little bee pinter ya.. anak sholeh... salut sama mbak mayya,, semoga semua pengorbanannya dibalas pahala yg berlipat dari Allah.. aamiin... semoga diberi rejeki buat beli sepeda "mama chari" yg ada boncengan anaknya plus keranjang belanjaan buat ke pasar kaget,, hehehe... semangat terus mbak! ^^

    BalasHapus
  7. Aku juga pernah mengalaminya, mba Mayya... kasian sulungku baru umur 2 thn, aku gendong adiknya. Dia cape jalan, minta digendong jg. Mau nangis rasanya krn ga bisa gendong dua.

    BalasHapus
  8. kemesraan bunda dan little bee bikin aku inget sama kanaya.... pengalaman seperti ini yang justru akan sangat berkesan buat anak-anak kita mbak....

    BalasHapus
  9. wah, little bee bener2 baik budi ya May... salut, bisa anteng dan bahkan nurut banget menanti sang bunda balik lagi ngambil keranjang belanjaan, anak baik... dibalik kesulitan ada kemesraan yang tak akan pernah terlupakan ya May... mudah2an little bee, akan mampu menyimpan kenangan ini abadi di chip memorynya.... indah sekali May... :)
    ayo semangat terus yuk...

    BalasHapus
  10. moment yang paling aku suka dari semua suasana becek dll dari pasar tradisional adalah suasana'a yang indonesia sekali alias semua orang ramah & satu kasta beda dengan mall

    BalasHapus
  11. Subhanallah...saya ikut merasakan betapa beratnya harus melalui itu semua, tapi untungnya Little Bee pintar ya :)

    BalasHapus
  12. Little bee baik budi bgt ya 'n ga rewel. Sangat membanggakan. Pasti itulah yg bikin hati ttp adem walopun sedang dlm kesusahan ya May.. :)

    BalasHapus
  13. May, terima kasih ya, udah bikin kacamataku mengembun, cerita ini indah sekali..

    salam peluk buat little bee, kelak dia akan jadi manusia tangguh seprti bunda-nya.

    BalasHapus
  14. Menyentuh mba :)

    anak sholeh karena bundanya luar biasa dan penuh kasih ^^

    BalasHapus
  15. Pengen peluk Bee.. Pinter bgt siiiihhh :)

    BalasHapus
  16. saya pun pernah dikejutkan dengan pertolongan tak terduga sekaligus membuat sadar...sudahkah pernah sya berbuat seperti itu, memberi kebaikan tak terduga untuk orang...jadi ibu emang rempong tapi kita menikmatinya. saya paling suka ngajak azka jalan2 naik angkutan umum dan hanay berdua, rempong tapi bonding makin erat.

    BalasHapus
  17. ceritanya menginspirasi banget ...
    perempuan tangguh akan melahirkan anak yg tangguh juga :)

    BalasHapus
  18. meski pasar kaget jalanan becek, namun foto tampak artistik sekali. Salut banget...

    BalasHapus
  19. Di komplek rumah saya juga ada pasar kaget tiap minggu pagi mbak, tapi alhamdulillah jalannya ga sampe becek2an, naik motor 5 menit juga dah nyampe :)

    Bee..pinter ya kamu nak, kalo ndak rewel kan mamanya bisa konsen nawarnya hehehe

    BalasHapus
  20. Pasar tumpah, suasana kehangatan penuh sosialisasi. Selalu ada kenangan saat berbelanja di pasar tradisional daripada pasar modern. Little bee anak yang pintar ya mbak :D

    BalasHapus
  21. Subhanallah, berkaca-kaca ih bacanya.. T_T
    Little Bee bener2 sayang Bunda, ya :')
    Deket rumahku juga ada pasar kaget setiap hari Selasa dan harganya emang ngagetin karena justru lebih mahal daripada pasar tradisional, hihihi.. jadinya kapok ke sana :D

    BalasHapus
  22. bagi dong jagung nya mbak mayya :D

    Eeh mbak may, kalau di sana ndak ada melijo tah mbak yang harga hampir miring sma kayak pasar kaget gitu :D

    BalasHapus
  23. @ArmanIyah ko...mdh2an dia gak lupa. Makasih ko! Thanks God there is photoshop! Hahaha...

    BalasHapus
  24. @DesiIya alhamdulillah Little Bee jarang nangis, kecup dan peluk dari Little Bee...

    BalasHapus
  25. @nisamamaamin! makasih doanya mbak! utk sementara pinjam sepeda mama chari-nya punya nisa dulu dong!

    BalasHapus
  26. @Leyla Hana MenulisGak bisa nahan sedih deh klo liat anak2 begitu T___T

    BalasHapus
  27. @rinaiya mbak...mdh2an ksh syg emaknya juga berbekas di hati si anak. aku yakin kanaya pun demikian ^__^

    BalasHapus
  28. @alaika abdullahamin mbak! mdh2an dia selalu ingat...semangat!

    BalasHapus
  29. @Andyiya bener mas...gak ada perbedaan kaya dan miskin...

    BalasHapus
  30. @Orin*peluk dan kecup dari Little Bee* makasih ya aunty Orin!

    BalasHapus
  31. @Rina S Esaputraiya mbak, jadi sadar, apakah kita udah nolongin org juga. setuju mbak, bikin bonding makin erat!

    BalasHapus
  32. @JKdan selalu bisa nawar! makasih ya mas!

    BalasHapus
  33. @DellaLebih mahal ya mbak? Ckckck...emang ngagetin banget yak!

    BalasHapus
  34. @Niar Ci Luk Baamelinjo maksudnya? jarang banget disini dijual niar...

    BalasHapus
  35. Wah iya bener Pasar Kaget. Hiehiheie Pasar yang emmang mendadak jadi tempat orang berjualan. Kalaw di Pontianak banyak pasar kaget, salah satunya di sekitar RS. Soedarso

    BalasHapus
  36. @Asep HaryonoMas sering ke pasar kaget gak nemenin istri?

    BalasHapus
  37. Mayya.... bagus banget fotonyaaa T___T

    Lil Bee juga... pinter banget sih kamu nak.. *kirim cium jauh* :D

    BalasHapus
  38. @bebethanks there is photoshop, be!
    Muaaacccchhh.....*cium dari Little Bee spesial utk aunty bebe*

    BalasHapus
  39. Saya juga masih suka banget belanja ke pasar tradisional.dan sekali sekali emmang menghadapi masalah becek ini he he

    BalasHapus
  40. @nimadesriandanisekali-sekali boleh nih belanja bareng, mbak ^__^

    BalasHapus

Posting Komentar

Your thoughts greatly appreciated! Share it with us! (^_^)
Nowadays, I've been have hard times to reply comments or blogwalking to your blog. So, thank you so much for visiting me here!

Postingan Populer