Sebuah Perjalanan
"Ayah ibarat lampu sen, yang mengarahkan keluarga ini menuju ke mana. Sedangkan Bunda adalah lampu utama yang tugasnya menerangi keluarga kita."
~ Ayah, dalam sebuah obrolan malam dengan sang istri.
"Ayah tak usah ragu, pohon yang tumbuh dari biji jauh lebih kuat, tinggi dan besar daripada pohon yang berasal dari cangkok dan tumbuh di dalam pot."
~ Bunda, menyemangati sang suami untuk usahanya yang benar-benar dari nol dan hanya bermodal skill.
"Teman bisa datang dan pergi, tapi keluarga akan selalu ada untuk Bunda."
~ Ayah, menenangkan hati sang istri yang sedih karena merasa dilupakan teman-temannya.
"Bunda akan selalu sama Ayah, sampai mati!"
~ Bunda, melampiaskan kesedihan kepada sang suami karena kehilangan ayahnya untuk selamanya.
~ Ayah, dalam sebuah obrolan malam dengan sang istri.
"Ayah tak usah ragu, pohon yang tumbuh dari biji jauh lebih kuat, tinggi dan besar daripada pohon yang berasal dari cangkok dan tumbuh di dalam pot."
~ Bunda, menyemangati sang suami untuk usahanya yang benar-benar dari nol dan hanya bermodal skill.
"Teman bisa datang dan pergi, tapi keluarga akan selalu ada untuk Bunda."
~ Ayah, menenangkan hati sang istri yang sedih karena merasa dilupakan teman-temannya.
"Bunda akan selalu sama Ayah, sampai mati!"
~ Bunda, melampiaskan kesedihan kepada sang suami karena kehilangan ayahnya untuk selamanya.
JOURNEY Copyright @ Mayya's Hubby |
Kekasihku, masih ingatkah engkau pertama kali kita bertemu?
sejak saat itu hatiku terpaut padamu
Tuhan ternyata begitu menyayangi kita
Meniupkan romansa cinta penuh dilema
Laksana
Seabadi kisah Romeo-Juliet
Kerinduan kekal Majnun akan Layla
Sebebas kupu-kupu Sampek dan Engtay
Seberkas sinar mentari pagi menelusup
jendela kamar kita
Aku terjaga di kala fajar
dalam pelukanmu
Melenakan diri dalam wangi tubuhmu
Merasakan desah nafas tidurmu
Mengiramakan detak jantung di dadamu
Waktu pun menjadi beku
Didera kecemburuan padaku
Membiarkan aku membelai pipimu
Aku bersyukur
Sehari lagi menyertaimu
Bertanya
Hingga kapan kerut akan muncul di wajahmu
Dan aku masih disini denganmu
Hembusan angin menjadi dingin
Didekap iri terabaikan olehku
Membiarkan aku mengecup dirimu
Mengawali hari-hari yang masih
diijinkan untuk kita terus bersama
Apa yang sedang engkau mimpikan, sayangku?
Apakah ada aku disana?
Apakah kita sedang bergandengan tangan dan berjalan mesra?
Kekasihku,
beribu purnama menunggu
berjuta mimpi menanti
Cinta kita pun diuji:
Awan mendung berarak
Kerikil tajam berserak
Dan cinta adalah perisai,
Jari-jari kita berpagut
Langkah-langkah kita merajut
Mari kekasih,
marilah kita menari
Memainkan simfoni
hidup yang penuh misteri
Hingga nanti, sayang
Hingga arloji nafas terhenti
From my deepest love,
Your wife,
Adinda Mayya
Kunjungan silaturahmi sobat,,,
BalasHapuskuunjungan fotografer..
BalasHapuswah.. kkasian suaminya di jadiin lampu sen.. hehehe.. :)
BalasHapus@Master Software MobileMakasih atas kunjungannya...
BalasHapus@Didin SupriatnaMakasih atas kunjungannya mas...
BalasHapus@I Love IndonesiaLah, daripada jadi roda toh? ;p
BalasHapushay maymbak a...terkadang untuk menghadapi sesuatu itu memang banyak kerikil tajamnya apalagi kehidupan dalam keluaraga berusaha untuk jadi yang terbaik itu lebih baik, belajar dari pengalaman akan lebih baik lagi...
BalasHapustetap semangat jangan pernah merasa jenuh...
keluarga adalah segala2nya...
Salam kenal...
Cianda
@erfachiandaMakasih ya Cianda ^_^
BalasHapus