[FF-PROMPT#3] SLOGAN
[caption id="" align="aligncenter" width="320"] credit[/caption]
Telpon berdering. Ah, sekarang sedang ramai-ramainya orang. Rasanya tanganku tak cukup hanya dua. Aku melihat rekan-rekanku pun sedang sibuk bekerja. Mau tak mau aku harus mengangkat.
"Halo?"
"Oh, iya, benar pak!"
"Pilihannya yang mana?"
"Berapa, pak?"
"Dimana?"
"Ok, baiklah!"
Segera aku menyiapkan permintaan via telpon tadi. Duh, kenapa sekarang aku kebelet? Sekali lagi kuedarkan pandangan, mereka masih sibuk, tak ada yang bisa didelegasikan. Perutku makin melilit.
Buru-buru aku ke kamar mandi. 2 menit, 3 menit, 10 menit, akhirnya selesai juga!
Kulihat jam di tangan. Ah, masih 20 menit lagi. "Tak perlu terburu-buru, kan?" pikirku.
Tepat ketika aku berjalan di lorong menuju ruang depan, cermin memanggilku. Apa-apaan ini? Kenapa penampilanku berantakan? Kusisir rambutku, kurapikan kemejaku. Tak lupa, topi kebanggaanku tentu saja. Andai saja ada bedak, mungkin akan kubela-bela untuk memakainya. Hey, kita tidak tahu akan bertemu siapa bukan? Jomblo bukan berarti menyepelekan penampilan.
David meneriakiku, "Sandi, mau berapa lama disitu? Cepetan!"
Bergegas aku mengambil apa yang diserahkannya padaku. Kuletakkan di motorku dengan hati-hati. Tak lama, aku sudah berada di jalan, bersiul-siul ceria. Sungguh menyenangkan jika berada di luar, apalagi di tengah jam sibuk kerja. Aku tak perlu memikirkan teriakan dan berbagai gerutuan.
Di pinggir jalan, aku melihat beberapa poster konser yang sebentar lagi diadakan. Wah, pasti menyenangkan rasanya bisa menonton dengan pacar. Mudah-mudahan kali ini ada yang bisa kugebet!
Dan, perjalanan santai ini akhirnya harus berakhir. Kantor tujuanku sudah di depan mata.
Baru saja turun dari motor dan membawa tentengan, mataku tertuju pada seorang gadis cantik dengan rok mini di depan parkiran.
"Hai mbak..."
"Hai juga..." si gadis tersenyum.
"Mau pulang ya mbak? Cepet banget!" ujarku basa-basi.
"Iya mas, jam shift-ku udah selesai..." jawabnya, manis.
"Oh, mbak kerja disini ya?"
Ia mengangguk dan tersenyum.
"Mas, aku pergi dulu ya!"
Belum sempat berkenalan, ia sudah menjauh dari pandangan dengan motornya.
"Mudah-mudahan aku bisa kenalan lain waktu. Dia kan kerja disini," kataku dalam hati, menghibur diri.
Aku pun melangkahkan kakiku menuju lobi. Satpam membukakan pintu, "Mas, ngapain aja diparkiran depan? Udah ditungguin tuh!"
"Gawat!"
Aku melirik jam di tangan, sudah lewat 3 menit! Kupercepat lariku, walaupun tahu bahwa itu hanyalah usaha sia-sia. Aku sudah telat!
"Tidak apa-apa," kataku menenangkan hati.
Aku mulai memasuki ruangan dan mengetuk pintu. Seketika semua mata di dalam ruangan ini melihat ke arahku.
Seorang wanita muda dengan wajah judes mendekati dan mengambil tentenganku, seraya berkata," Mas telat, kami tidak mau bayar!"
"Tapi kan mbak, cuma telat 3 menit loh!"
"Mau telat 3 menit, 2 menit, semenit aja udah telat mas! Slogannya kan '31 Menit Tidak Bayar'. Ya udah balik sonoh!"
Ampuuuun, bukan main kesalnya hatiku. Sudah jauh-jauh tak dibayar pula! Lain kali aku gak bakalan angkat telpon lagi! Aku jadinya yang rugi!
Kuhempaskan topi "Pizza Hat" ke lantai, kuinjak-injak membalas sakit hati. Sial!
Note: 446/500 words
Telpon berdering. Ah, sekarang sedang ramai-ramainya orang. Rasanya tanganku tak cukup hanya dua. Aku melihat rekan-rekanku pun sedang sibuk bekerja. Mau tak mau aku harus mengangkat.
"Halo?"
"Oh, iya, benar pak!"
"Pilihannya yang mana?"
"Berapa, pak?"
"Dimana?"
"Ok, baiklah!"
Segera aku menyiapkan permintaan via telpon tadi. Duh, kenapa sekarang aku kebelet? Sekali lagi kuedarkan pandangan, mereka masih sibuk, tak ada yang bisa didelegasikan. Perutku makin melilit.
Buru-buru aku ke kamar mandi. 2 menit, 3 menit, 10 menit, akhirnya selesai juga!
Kulihat jam di tangan. Ah, masih 20 menit lagi. "Tak perlu terburu-buru, kan?" pikirku.
Tepat ketika aku berjalan di lorong menuju ruang depan, cermin memanggilku. Apa-apaan ini? Kenapa penampilanku berantakan? Kusisir rambutku, kurapikan kemejaku. Tak lupa, topi kebanggaanku tentu saja. Andai saja ada bedak, mungkin akan kubela-bela untuk memakainya. Hey, kita tidak tahu akan bertemu siapa bukan? Jomblo bukan berarti menyepelekan penampilan.
David meneriakiku, "Sandi, mau berapa lama disitu? Cepetan!"
Bergegas aku mengambil apa yang diserahkannya padaku. Kuletakkan di motorku dengan hati-hati. Tak lama, aku sudah berada di jalan, bersiul-siul ceria. Sungguh menyenangkan jika berada di luar, apalagi di tengah jam sibuk kerja. Aku tak perlu memikirkan teriakan dan berbagai gerutuan.
Di pinggir jalan, aku melihat beberapa poster konser yang sebentar lagi diadakan. Wah, pasti menyenangkan rasanya bisa menonton dengan pacar. Mudah-mudahan kali ini ada yang bisa kugebet!
Dan, perjalanan santai ini akhirnya harus berakhir. Kantor tujuanku sudah di depan mata.
Baru saja turun dari motor dan membawa tentengan, mataku tertuju pada seorang gadis cantik dengan rok mini di depan parkiran.
"Hai mbak..."
"Hai juga..." si gadis tersenyum.
"Mau pulang ya mbak? Cepet banget!" ujarku basa-basi.
"Iya mas, jam shift-ku udah selesai..." jawabnya, manis.
"Oh, mbak kerja disini ya?"
Ia mengangguk dan tersenyum.
"Mas, aku pergi dulu ya!"
Belum sempat berkenalan, ia sudah menjauh dari pandangan dengan motornya.
"Mudah-mudahan aku bisa kenalan lain waktu. Dia kan kerja disini," kataku dalam hati, menghibur diri.
Aku pun melangkahkan kakiku menuju lobi. Satpam membukakan pintu, "Mas, ngapain aja diparkiran depan? Udah ditungguin tuh!"
"Gawat!"
Aku melirik jam di tangan, sudah lewat 3 menit! Kupercepat lariku, walaupun tahu bahwa itu hanyalah usaha sia-sia. Aku sudah telat!
"Tidak apa-apa," kataku menenangkan hati.
Aku mulai memasuki ruangan dan mengetuk pintu. Seketika semua mata di dalam ruangan ini melihat ke arahku.
Seorang wanita muda dengan wajah judes mendekati dan mengambil tentenganku, seraya berkata," Mas telat, kami tidak mau bayar!"
"Tapi kan mbak, cuma telat 3 menit loh!"
"Mau telat 3 menit, 2 menit, semenit aja udah telat mas! Slogannya kan '31 Menit Tidak Bayar'. Ya udah balik sonoh!"
Ampuuuun, bukan main kesalnya hatiku. Sudah jauh-jauh tak dibayar pula! Lain kali aku gak bakalan angkat telpon lagi! Aku jadinya yang rugi!
Kuhempaskan topi "Pizza Hat" ke lantai, kuinjak-injak membalas sakit hati. Sial!
Note: 446/500 words
pizza Hat itu, pizza yang berbentuk topi ya? he...he...btw, keren ceritanya mak...:-)
BalasHapushahahahahahahahhaahah :lol:
BalasHapusARGH!!!! kamu dan ide-ide simpelmu itu may... *ngakak glundung*
haha.. kebanyakan gaya, jadi telat :D
BalasHapusHihihi boleh mbak, mau topi apa aja boleh :p
BalasHapusMakasih yaaaa
bagusss :D
BalasHapusIde mentok itu mbaaak...udah gak tau lagi mau bikin apa :D
BalasHapusMakasih ya :)
Iya mbak, narsislah, genitlah, ada2 aja :)
BalasHapusMakasih yaaa…
Makasih mbak yanti :)
BalasHapushihi... nombok deh... baguuuss... selalu sukak deh...... :) btw, rumah baru kah mbaa? saya follow yaa... :)
BalasHapusmakasih ya mama nisa, iya rumah baru, sebenarnya udah lama sih dipake untuk uneg-uneg novel, tapi karena fiksi makin banyak, ya udah dicemplungin ke sini juga :)
BalasHapusidenya sederhana.. ih, senangnya kalau aku nggak usah bayar pizza :))
BalasHapusahhhhh asekk pizzaa gretongg :D. Cerita yang ringan klo diceritakan dengan baik jadi cerita Ok punya ya
BalasHapushihihi...kudu punya rumah yang jauh berarti kalau mau pizza gratis *modus*
BalasHapusringan banget ya mbak alias lagi mentok hihihi...
BalasHapusaihhhhh keren buuuuuuuuuuuuu mantappppppppppp mau donk pizzanyaaaaaaaaaaa laper nihhhhhhh :)
BalasHapusaq mau ah pesen pizza sama masnya yg itu biar g bayar :))
BalasHapushihihi...yok kita pesan, makan bareng yuuuuk! Makasih ya mbak mira :)
BalasHapuskayaknya mas itu udah ganti profesi, gajinya abis untuk bayarin pizza hehehe....
BalasHapusyaaaah... telat deh :D
BalasHapuswaaaaa suasana berbedaaa :D
BalasHapusyuhuuuu :)
BalasHapusAku kok baru baca ini ya?? hmm..simple is power :)
BalasHapusaiih aku baru baca dong... wkkwkwwk asli ngakak :D
BalasHapusiya mbak, nyetornya udah telat *sesuai prompt* hihihi...makasih ya:)
BalasHapusiya nih, yang bikin prompt yang paling telat hihihi....
BalasHapusSaya baru bacaaa.. Lucu bener ini ceritanya. Tadi saya kira cewe, soalnya pakai nyari bedak. Genit ih.
BalasHapusIni idenya simple tapi jadinya baguus.. :)
Hahaa.. bacaan yang ringan nan lucu... kupikir itu cowo, tak taunya bukan :)..
BalasHapuskebanyakan tepe2 and dandan nih jadi tekor deh hihi...
Hihihi...emang cowok kok mbak, keganjenan yah :)
BalasHapus