[FlashFiction] Surat Merah Jambu
ANNA
Kelas belum terlalu ramai ketika aku memasuki pintu.
Berjalan menuju meja yang letaknya berhadapan dengan meja guru dan meletakkan tas sandang. Mengingat-ingat pelajaran di pagi ini, membuka tas dan meletakkan buku yang diperlukan dari tas ke dalam laci. Tanganku menyentuh sesuatu. Apa ini? Selembar kertas? Surat? Oh, surat!
Antara merasa kaget dan senang.
Jantungku berdegup kencang. Sebuah surat cinta-kah? Harum sekali. Sebuah kertas merah jambu.
Dengan perlahan-lahan, aku duduk di bangkuku. Sebisa mungkin surat di tanganku tidak terlihat oleh yang lain. Surat itu kususupkan ke dalam laci dan mulai kubuka pelan-pelan.
Pelan namun tak sabar.
Engkaulah itu
yang menebar keharuman tawa
menelusup ke dalam hatiku
Engkaulah itu
yang berbinar keelokan kata
merasuk ke dalam sanubariku
Engkaulah itu
yang melontar kehalusan jiwa
menyentuh ke dalam nuraniku
Engkaulah itu
yang mencuri cintaku
- D -
Seketika, rasanya pipiku terbakar.
Jantungku serasa akan copot.
Ada yang jatuh cinta padaku! Siapa D? Aku langsung mereka-reka.
Dani?
Dika?
Ataaaau
Danu?
Belum sempat aku menerka siapa, tiba-tiba Sasa memasuki kelas. Sasa, teman sebangkuku. Sesegera mungkin aku menyembunyikan surat itu. Andai saja aku pun bisa juga menyembunyikan pipi yang merah ini dihadapannya.
Sasa tersenyum dan meletakkan tasnya. "Sudah siap PR Kimia-nya, Na? Ada yang gak bisa kukerjakan. Ntar pinjem PR ya!", tanyanya.
"Ok, udah selesai kok, ntar kupinjemin.", jawabku.
Dari jauh kulihat Danu, pemain basket idola kelas sebelah, menghampiri. "Sa, sudah terima suratnya? Jadi gimana?", tanyanya pada Sasa.
Kontan aku terkejut! Aku berhenti bernafas. Apakah surat ini?
Aku mulai gelisah.
"Surat apa?", tanya Sasa. "Surat yang kuletakkan disitu...", tunjuk Danu ke mejaku.
Mereka berdua melihatku. Aku terdiam seribu bahasa. Bumi bagai menelanku sekarang. Surat ini ternyata bukan untukku! Hatiku bukan main bergemuruh. Antara malu dan patah hati.
Sesegera mungkin aku sodorkan surat yang sudah berpeluh keringat tanganku ke Sasa.
"Oh, ini ya suratnya! Ini Sa! Tadi kayaknya Danu salah taruh disini.", aku berakting senatural mungkin. Meyakinkan mereka aku belum membacanya. Dan salah kaprah.
Sasa menerima surat itu dari tanganku. Mereka pun asyik berbincang menuju kantin. Melupakanku. Entah bagaimana perasaanku sekarang.
Berjalan menuju meja yang letaknya berhadapan dengan meja guru dan meletakkan tas sandang. Mengingat-ingat pelajaran di pagi ini, membuka tas dan meletakkan buku yang diperlukan dari tas ke dalam laci. Tanganku menyentuh sesuatu. Apa ini? Selembar kertas? Surat? Oh, surat!
Antara merasa kaget dan senang.
Jantungku berdegup kencang. Sebuah surat cinta-kah? Harum sekali. Sebuah kertas merah jambu.
credit |
Dengan perlahan-lahan, aku duduk di bangkuku. Sebisa mungkin surat di tanganku tidak terlihat oleh yang lain. Surat itu kususupkan ke dalam laci dan mulai kubuka pelan-pelan.
Pelan namun tak sabar.
Engkaulah itu
yang menebar keharuman tawa
menelusup ke dalam hatiku
Engkaulah itu
yang berbinar keelokan kata
merasuk ke dalam sanubariku
Engkaulah itu
yang melontar kehalusan jiwa
menyentuh ke dalam nuraniku
Engkaulah itu
yang mencuri cintaku
- D -
Seketika, rasanya pipiku terbakar.
Jantungku serasa akan copot.
Ada yang jatuh cinta padaku! Siapa D? Aku langsung mereka-reka.
Dani?
Dika?
Ataaaau
Danu?
Belum sempat aku menerka siapa, tiba-tiba Sasa memasuki kelas. Sasa, teman sebangkuku. Sesegera mungkin aku menyembunyikan surat itu. Andai saja aku pun bisa juga menyembunyikan pipi yang merah ini dihadapannya.
Sasa tersenyum dan meletakkan tasnya. "Sudah siap PR Kimia-nya, Na? Ada yang gak bisa kukerjakan. Ntar pinjem PR ya!", tanyanya.
"Ok, udah selesai kok, ntar kupinjemin.", jawabku.
Dari jauh kulihat Danu, pemain basket idola kelas sebelah, menghampiri. "Sa, sudah terima suratnya? Jadi gimana?", tanyanya pada Sasa.
Kontan aku terkejut! Aku berhenti bernafas. Apakah surat ini?
Aku mulai gelisah.
"Surat apa?", tanya Sasa. "Surat yang kuletakkan disitu...", tunjuk Danu ke mejaku.
Mereka berdua melihatku. Aku terdiam seribu bahasa. Bumi bagai menelanku sekarang. Surat ini ternyata bukan untukku! Hatiku bukan main bergemuruh. Antara malu dan patah hati.
Sesegera mungkin aku sodorkan surat yang sudah berpeluh keringat tanganku ke Sasa.
"Oh, ini ya suratnya! Ini Sa! Tadi kayaknya Danu salah taruh disini.", aku berakting senatural mungkin. Meyakinkan mereka aku belum membacanya. Dan salah kaprah.
Sasa menerima surat itu dari tanganku. Mereka pun asyik berbincang menuju kantin. Melupakanku. Entah bagaimana perasaanku sekarang.
***
DENNIS
Dia agak telat datang hari ini. Ah, aku suka rambutnya yang dikuncir dua begitu.
Tanpa sadar, aku tersenyum-senyum sendiri saat melihatnya.
Dia semakin manis dengan pipi yang merona merah.
Rasanya tak sia-sia aku duduk di sudut kelas ini. Agar bisa melihatnya selama pelajaran.
Aku tak pernah sanggup bicara padanya, aneh. Entah kenapa, jika berada di dekatnya, lututku seperti dihinggapi kupu-kupu.
Surat yang dari tadi kupegang mulai basah oleh keringat. Kumasukkan surat itu ke dalam amplop yang sewarna dengan hatiku saat ini. Merah jambu.
Oh, Anna. Andai saja engkau tahu aku menyukaimu.
Tanpa sadar, aku tersenyum-senyum sendiri saat melihatnya.
Dia semakin manis dengan pipi yang merona merah.
Rasanya tak sia-sia aku duduk di sudut kelas ini. Agar bisa melihatnya selama pelajaran.
Aku tak pernah sanggup bicara padanya, aneh. Entah kenapa, jika berada di dekatnya, lututku seperti dihinggapi kupu-kupu.
Surat yang dari tadi kupegang mulai basah oleh keringat. Kumasukkan surat itu ke dalam amplop yang sewarna dengan hatiku saat ini. Merah jambu.
Oh, Anna. Andai saja engkau tahu aku menyukaimu.
***
427/500 words
Catatan:
Inspirasi dari 'What Makes You Beautiful' oleh One Direction dan film "Flipped"
*Draft cerita ini udah nangkring sejak bulan Okt 2012, seperti biasa, bingung endingnya. Pengen sad ending dengan Anna yang patah hati, tapi saya ingin menyiratkan bahwa setiap wanita punya secret-admirer-nya sendiri. Do you believe that?
Believeeeeeeeeee hehehehehehe *lanjot mayyy*
BalasHapusPercaya kok, percaya :)
BalasHapusWah, tapi abis ini Anna kapok dong buka surat lagi? Trauma dong? Ditulis makanya di amplop itu suratnya buat siapa *kebawa emosi
surat cita salah alamat, udah keburu dibaca eh gak tahunya salah orang. ceritanya menarik, tak disangka endingnya
BalasHapussenangnya punya secret admirer :))
BalasHapusi believe,...tentu saja ;)
BalasHapusmak yg satu ini semangat menulisnya jempolll ^^
BalasHapuskebayang rasanya jadi Dennis..*pengalaman pribadi waktu smp dulu naksir cowok kelas sebelah* hihihihi
percaya bgt.. :)
BalasHapusTp mbok ya klo ngasih surat tuh dikasihin ke orgnya lgsg.. hehehe
Jadi inget kenangan pas dulu, cinta monyet pertama kali, kalau baca tulisan ini :)
BalasHapusPercaya banget dengan secret admirer :D
BalasHapusCeritanya menarik :)
Sebenarnya, ceritanya bisa lebih dipendekkin lagi nih, biar terasa banget flash fictionnya, cerita yang tak terduga, begitu juga endingnya.
Misalnya di bagian Anna, sampai malu dan patah hati saja sudah menarik.
Eh, just my opinion ya :D
lah terus surat dari Dennis untuk Anna gimana?
BalasHapusbuat cowok 'nembak' cewek itu perjuangan juga ya :)
BalasHapusaku percaya, coz pernah punya jg dulu *halah* qiqiqiqi.
BalasHapusceritanya keren May ;)
ah Mayya, tulisanmu membawaku kembali ke masa2 yang lalu hihihi...
BalasHapusnice, as always
Kereeeen May.. Haaah.. Jadi inget lagunya Mocca deh kalo denger kata secret Admire,, ahaha
BalasHapusMay...lanjutin cerita nya... :-) hihihi,,akhirnya Dennis sama Anna giman...
BalasHapus#paling suka banget baca ngebaca Flashfictionnya mayya..endingnya selalu tak biasa
like this!
BalasHapussetuju mba, setiap cewe pasti punya secret admirernya masing2 :)
ikut #13haringeblogff yuk :D
@yeyelanjut kemana kitah? hihihi...
BalasHapus@Dellakhahaha...bukankah ada pepatah, "patah hati dulu sebelum menemukan yang tepat"? *pepatah ngasal*
BalasHapus@orangefloatmakasih :) dan makasih sudah mampir!
BalasHapus@Miss RochmaMudah2an Dennis jadi menyampaikan surat cintanya ke Anna ya mbak :)
BalasHapus@IrmaSenjakalau bukan kita yang semangat siapa lagi? *iklan
BalasHapus@Desijangan-jangan mbak nulis surat cinta juga ya ;P
BalasHapus@covalimawatikhahaha..biasanya anak sekolahan kan malu2 mbak *jaman dulu*
BalasHapus@Andyhahaha..iya, kenangan jaman dulu mas :)
BalasHapus@Indah Julinah itu dia yang bikin galau mbak, mau berhenti ampe patah hati aja atau diterusin... *galau oh galau*
BalasHapus@ndutykekelanjutannya diserahkan pada imajinasi pembaca *ngeles
BalasHapus@myra anastasiayoi mbak, yang cewek juga mau nerima dan nolak juga butuh pemikiran *halah*
BalasHapus@Orinjangan ampe CLBK ya jeung hihihi..makasih yaaa!
BalasHapus@Vica Itemkhahaha...aku juga bikinnya karena kenangan masa lalu mbak :)
BalasHapus@Bebeayo kita nyanyi :)
BalasHapus@ceritasofikelanjutannya diserahkan pada imajinasi pembaca *ngeles*
BalasHapusmakasih ya darling!
@Nathalia Diana Pitalokahuaaa mau ikut jugaaaa, telat gapapa kan?
BalasHapus@Mayya gapapa ko mba..
BalasHapusfollow aja twitter adminnya @WangiMS & @momo_DM :)
hahaha iya yah. ntar aku ngarang lanjutane sendiri deh :D
BalasHapus@ndutykedalam hati aja yah ;p
BalasHapushm...menyebalkan, hahaaaa..... baiklah,
BalasHapusSetujuuu, hehe..suka deh :) jadi inget my secret admirer , hahaha kepedean :p
BalasHapus@Helda Feraaku yakin mbak dulu pasti ada nih secret-admirer-nya hihihi...
BalasHapus@Astin Astantihihihi...geregetan ya mbak?
BalasHapuskasian anna -.-
BalasHapus@Vanisa Desfrianitapi kan Anna sebenarnya ada yang suka :)
BalasHapuskeereeennn dehhh :D
BalasHapusshare lagi dong mbak maya kata katanya
BalasHapus