[FF-Prompt#2] Tas Ikhtiar

Sri menimang-nimang tas branded itu. Bentuknya cantik sekali. Terbuat dari kulit sintetis yang diemboss berwarna putih dengan aksen kulit sintetis bertekstur kulit ular. Berkali-kali dia menimang lalu menaruhnya kembali, lalu kembali mengambil dan menimangnya lagi. Pikirannya kacau.


"Bu, relakan ya bu?", sang suami mendekati Sri yang sedang duduk di atas tempat tidur, sambil memegang bahu Sri.

"Tapi pak, semua tas mahal dan bermerek yang ibu punyai sudah ibu berikan. Apa tas ini juga harus?", Sri memelas, "Ibu nggak tahu apa bisa merelakan atau tidak..."

Wajahnya merengut.

"Bu, apa betul tas ini jauh lebih penting?", tanya suaminya, melihat mata sang istri lekat-lekat.
Lama mereka berdua saling bertatapan.

"Iya pak, aku tahu tas ini tidak lebih penting.", Sri membuka suara, "tapi..."

"Ya sudah, kalau Ibu masih ragu, tak usah kita lakukan. Namun bapak cuma minta, ibu tidak mengungkit-ungkit lagi masalah ini.", sang suami menyerah. Ia bangkit dari duduknya dan beranjak keluar dari kamar.

"Tunggu pak!", Sri memegang tangan suaminya. Tas itu disodorkan kepada sang suami.

"Aku akan coba relakan pak! Ini, ambillah!", sang suami mengambil tas itu, ragu."Bener nih bu?", ujar suami tak percaya,"Gak nyesal nanti?"

"Iya, pak! Aku akan lebih nyesal kalau tidak kurelakan.", Sri memandang mata suaminya manja, "Cepat, pergilah, sebelum aku berubah pikiran!". Suami Sri tersenyum, "Baiklah, mari kita sama-sama ikhtiar ya bu! Bapak pergi dulu...", ia mengecup kening Sri, kemudian berlalu keluar dari rumah.

Sri berdiri tepekur di depan pintu, memandang sang suami yang kian hilang dari pandangan, menaiki sepeda motornya yang telah menggantikan mobil mewah.
Tak ada lagi tas-tas mewah koleksi yang selalu jadi kebanggaan.
Mungkin sebentar lagi rumah besar dan luas yang mereka tinggali berdua ini akan jadi rumah petak.

"Aku ikhlas, jika ini memang jawabannya," bisik Sri, masuk ke dalam rumah.

Ia memandang foto pernikahannya bersama mas Tejo, yang terpampang besar di ruang tamu. Tangannya menyentuh tulisan di sudut foto : 12 Mei 1998.

Sri kembali menghela nafas panjang, seraya menghempaskan badan ke sofa. Diliriknya sebuah buku di atas meja, yang telah dibaca berulang-ulang kali. Sri membuka halaman pertama, tampak sebuah tulisan, "Untuk Istriku, Sri Purwanti. Selamat ulang tahun, sayang. Mudah-mudahan ini jawaban agar kita dikaruniai anak."

Sri mulai menitikkan air mata. "Terimakasih, pak". Ia menutup dan mendekap buku "Keajaiban Sedekah" itu ke dadanya.

 
***
 
369/500 words 
 


post signature

Komentar

  1. great story as always..... ^_^ sukaaaaa!!

    BalasHapus
  2. semoga cepat punya anak, ya, Bu.. :)

    mba, masih banyak tanda baca yg perlu diperhatikan ya.. *piss*

    BalasHapus
  3. aku juga merasakan nikmatnya punya anak juga dari sedekah :)
    bagus mbak :)

    BalasHapus
  4. menyentuh, ih, hati saya ikut berdesir waktu mbacanya :). keren :)

    BalasHapus
  5. keren mba,..ceritanya berbeda ;)

    BalasHapus
  6. heheh tumben pertama :).

    Terus terang kurang ngerti ceritanya maksudnya kenapa May. Apa mereka bangkrut atau gimana?

    Tapi tetep jalinan kalimatnya kereeen...

    eh, eh.. tau ga... Tadi langsung kabur kemari pas liat notif ada gambar dan judul tas, hihihi...

    BalasHapus
  7. Ooh..begitu ternyata, sedih ya mbak..bawain cerita sampe ending nya enak :)

    BalasHapus
  8. hmmm jadi maksudnya mereka harus jual2 barang2nya untuk program biar bisa punya anak gitu ya may?

    BalasHapus
  9. Wah... Kasian... Jatuh bangkrut ya sri? Sampe tas tas mewah koleksinya gak ada... Semoga diberi kelancaran yaa atas sedekah2nyaa...

    BalasHapus
  10. aminnnnnnnn.....
    heummm,promptnya mengalir dengan indah mbk mayya....sukaaaa :D

    BalasHapus
  11. Sedekah lebih 70% kekayaan merupakan ikhtiar yang luar biasa.

    BalasHapus
  12. mudah2an ikhtiar sri kali ini membuahkan hasil..

    bagus mba :)

    BalasHapus
  13. Menyentuh sekali, mak. Keren deh, *brb mikir menggali ide

    BalasHapus
  14. AMIIINN...

    T___T smoga terkabul Sri...

    BalasHapus
  15. perasaan sudah komentar, tapi kok gak muncul ya...koment lagi saja ah...hihihi. btw, ceritanya sangat menyentuh mbak, jadi ingat teman yang dah nikah lebih dari 12thn belum dikaruniai anak. terharu...;-(

    BalasHapus
  16. Kereeen :)
    Eh, blognya keren mbak :)

    BalasHapus
  17. Maksudnya keren FFnya, blognya juga ...

    BalasHapus
  18. tuh ceritanya mereka berdua bersedekah agar bisa mempunyai anak kan mbak?
    Semoga cepat punya anak ya Sri ..

    BalasHapus
  19. Touchy story

    De juga menerapkan yg sama nih. Mancing keinginan dikabulkan dengan sedekah. Benar2 bersyukur sama The Power of Giving.

    BalasHapus
  20. as alwayss..cerita flash fictionnya kereeen2 bangeeet...
    ini udah bisa dijadiin kumcer kereen loh mba Mayy.. ;))

    BalasHapus
  21. Besok-besok nggak mo lagi ah baca FF-mu. Aer mataku merembes mulu nih.. T^T

    BalasHapus
  22. @Miss Rochmaoh ya mbak? alhamdulillah kalau begitu :)
    makasih ya!

    BalasHapus
  23. @Vica ItemInti ceritanya ada di kalimat ini mbak:

    Sri mulai menitikkan air mata. "Terimakasih, pak". Ia menutup dan mendekap buku "Keajaiban Sedekah" itu ke dadanya.

    Jadi mereka sedekah agar punya anak :)

    Makasih ya!

    BalasHapus
  24. @ArmanBukan ko, maksudnya mereka sedekah sebagai ikhtiar agar punya anak, gitu :)

    BalasHapus
  25. @RistinHihihi..bukan bangkrut mbak, mereka sedekahkan barang-barang mewahnya supaya punya anak gitu :)

    BalasHapus
  26. @Mugniar Marakarmahihihi...dikonfirmasi nih mbak, iya, makasih yaaaa :)

    BalasHapus
  27. @masrafa.commakasih mbak. iya sedekah itu luar biasa :)

    BalasHapus
  28. @Desimakasih ya mbak Desi, iya rencananya begitu. doakan aja ya :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Your thoughts greatly appreciated! Share it with us! (^_^)
Nowadays, I've been have hard times to reply comments or blogwalking to your blog. So, thank you so much for visiting me here!

Postingan Populer