[FlashFiction] Enam Tiga Puluh

"Sudah jam 6.30, ayo berangkat!", kata Dilan padaku.
"Yok!", aku meminum tegukan terakhir kopiku dan mengambil gitar.
Kami berjalan menuju persimpangan jalan, di tempat biasanya.


credit
To really love a woman, to understand her
You gotta know her deep inside
Hear every thought, see every dream
An' give her wings when she wants to fly
Then when you find yourself lyin' helpless in her arms
You know you really love a woman


 Pagi ini kami membuka lagu Bryan Adams "Have you ever really love a woman",
aku yakin gadis itu menyukainya.
Gadis yang selalu menunggu kami di lantai dua kamarnya. Melihat lurus ke arah kami setiap jam ini sambil menopangkan tangannya pada jendela.
Jam 06.30.
Ia tak pernah menghampiri kami ataupun berkenalan dengan kami.
Sudah berbulan-bulan ia melakukan itu, sejak kami mengamen di tempat ini.
Di tepi jalan dimana orang-orang berlalu lalang menuju tempat kerja.

Aku selalu tersenyum padanya. Senyum termanisku.
Namun ia hanya diam, tidak membalas senyumanku.
Tapi ia tetap disitu setiap hari, menikmati lagu-lagu kami.

Namun kali ini, ketika kami mengambil istirahat makan siang, Dilan yang tak tahan lagi.
"Sampai kapan begini? Jika engkau menyukainya, ayo hampiri dia!"
"Tapi bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin gadis secantik dia akan menerimaku? Kamu tahu pasti soal itu Dilan! Jangankan menerima, berkenalan pun mungkin ia tak sudi."
"Lalu bagaimana kita tahu kalau kamu tidak mencoba?"
Tanpa banyak perdebatan lagi denganku, ia menarik tanganku menuju rumah si gadis.

Dilan mengetuk pintu. "Apa-apaan kamu, Dilan? Ini betul-betul nekad!"
Dilan melihat ke arahku, tanpa mempedulikan kata-kataku ia tetap mengetuk pintu.

Kami terdiam ketika seorang bapak setengah baya membuka pintu.
Apa yang harus kukatakan? Kami mau berkenalan dengan anak gadisnya? Sungguh gila!

"Akhirnya, kalian datang juga...", kata sang bapak.
Kami saling berpandangan, melongo. Apa yang telah terjadi?
"Ayo silahkan masuk!"

Sayup-sayup kami mendengar suara piano dimainkan. Begitu indah.
Kami melihat gadis itu disana.
Sang bapak memberi kode agar kami tenang, lalu bapak itu mendekatiku dan berbisik, "Mainkan gitarmu dan ikutlah bernyanyi dengannya..."

When you love a woman
You tell her, that she's really wanted
When you love a woman you tell her that she's the one
'Cuz she needs somebody
To tell her that it's gonna last forever
So tell me have you ever really
Really, really ever loved a woman?


Permainan piano tiba-tiba terhenti.
Aku pun ikut terkejut. Suasana menjadi hening.
Gadis itu berdiri.
Kami berdua mulai ketakutan. Marahkah dia?

Ia melihat ke arah kami.
Nyali kami makin ciut.
"Paman, benarkah itu mereka? Benarkah itu dia?", tanyanya.

Paman tadi menarik tanganku mendekati keponakannya.
Sekarang kami saling berhadapan. Sungguh dekat.
Aku bisa mencium aroma strawberry. Apakah ini namanya cinta?

"Bo...bolehkah aku melihatmu?",tanyanya. Belum mengerti apa maksudnya, kedua tangannya meraba-raba wajahku. Aku terkesiap.

"Beberapa bulan yang lalu, ia dan orang tuanya kecelakaan. Orangtuanya meninggal dan ia buta. Kini ia tinggal denganku. Ia terus menangis tak menerima keadaannya, namun semua jadi berbeda ketika ia mendengar kalian mengamen di sana. Aku sangat berterimakasih!"

Aku tersenyum.
Aku mencoba duduk di sofa, dan melipat salah satu celana jeansku.
Kutunjukkan pada mereka, sebuah kaki palsu.



When you cant believe your eyes, you can always trust your heart. Love makes anything possible. ~ Anonymous


Note: 500 words
Didedikasikan dalam rangka Hari Disabilitas Nasional 3 Desember.
Catatan penulis:
Awalnya ketika melihat foto street performer Bebe, saya jatuh cinta pada pandangan pertama. Saya harus membuat sebuah cerita dari foto ini! Tapi apa?
Berbulan-bulan menyimpan kenangan akan sebuah foto, akhirnya cerita ini bisa juga selesai. Menciptakan karakter namun bingung pada ending. Harus ending yang bagaimana? I do believe in true love!
Sampai sekarang pun, saya masih terharu membacanya T____T


Adakah yang bisa menebak bahwa cerita ini diadaptasi dari cerita Si Lumpuh dan Si Buta? >_^

Thanks bebe for this great photo! Keep making pictures!



Update 10 Maret 2013:
FF ini diikutsertakan dalam event lomba #postcardfictionEdisiValentine  dengan diedit seperlunya agar dapat menyesuaikan dengan jumlah karakter pada postcard tanpa mengubah cerita.





 
 post signature

Komentar

  1. wah cerita dan fotonya bener2 klop... :)

    BalasHapus
  2. Bagus bgt endingnya May.. Aku jd terharu..

    BalasHapus
  3. ayo mayya..kpn mau ngajarin bikin ff? ;)

    BalasHapus
  4. Hari hujan,...dan membaca fiksi ini membuat hatiku berawan. sangat menyentuh mba ^^

    ajari aku menulis fiksi #memohon

    BalasHapus
  5. bagus dan bikin jd terharu :)

    BalasHapus
  6. ceritanya bagus... pas sama foto dan temanya :)

    BalasHapus

  7. terharu...:0 sedikit koreksi ya...
    "Yok!", aku meminum tegukan terakhir kopiku dan mengambil gitar. kalau meneguk pasti minuman jadi ada pengulangan. mungkin aku meneguk kopi terakhirku atau aku meneguk kopi hingga tandas (hasil workshop nulis bareng asmanadia september lalu :)soal penggunaan kata efektif n tdk ada pengulangan heheh)

    BalasHapus
  8. bagus bgt! *terharu*
    jd inget bln ini aku blm nulis fiksi *tutup muka*

    BalasHapus
  9. Iya... Aku juga liat fotonya, kok kayaknya tau ya foto itu... Tp darimana? Ternyata hasil karya bebe ^ ^ klop banget! Cerita dan fotonya sama2 bagus:)

    BalasHapus
  10. May, meet your new fans: me!!!! :)
    Jadi makin nggak sabar nunggu kompilasinya di-published, deh :D

    BalasHapus
  11. yang terakhir itu yang mengena. membuka ujung celana jins-nya :)

    BalasHapus
  12. mbak bagus banget, benar-benar mengejutkan dan meninggalkan kisah yang dalam. bagus,

    BalasHapus
  13. membayangkan suara si pengamennya ketika menyanyi pasti menyentuh bgt ya suaranya sehingga mampu menghentikan tangisan si gadis *kenapa sy jd ingat suaranya chakra khan ya :D

    BalasHapus
  14. Mba Mayy..bangusss bangeeett..;)
    selalu suka sama ending2nya yang ga terduga... :))

    BalasHapus
  15. Aihhh..bagus banget mbak,ndak nyangka endingnya seprti itu..kayaknya perlu kursus kilat nih sama mbak may biar bisa nulis fiksi sebagus itu :)

    BalasHapus
  16. selalu suka...setiap flashfiction yang ditulis mbak mayya aku selalu nagih untuk terus bacanya

    BalasHapus
  17. @IrmaSenjadudududu...tunggu di awal tahun ya mbak! :-*

    BalasHapus
  18. Pas banget ceritanya ma gambarnya! Keren May ceritanya! :)

    BalasHapus
  19. @rina sIya mbak bener, waktu nulisnya aku sadar itu salah, hehehe...ada juga yang merhatiin. makasih ya :)

    BalasHapus
  20. @covalimawatiayo...setor cerita! makasih ya cova!

    BalasHapus
  21. @DellaAduuuuuhhhh...jadi beneran malu ini mbaaaak!

    Mau tanda tangan gak, sebelum terkenal? *keplak!*

    BalasHapus
  22. @hrenggamakasih dan makasih juga sudah mampir :)

    BalasHapus
  23. @Astin Astantimakasih mbak Astin! Aku senang mbak menikmati ceritanya :)

    BalasHapus
  24. @myra anastasiaahahaha..ketahuan ngefans ama cakra khan, coba aja liat lagunya di youtube mbak, emang lagunya bikin terharu...

    BalasHapus
  25. @Desimakasih mbak Desiii! Aku senang mbak suka ceritanya :)

    BalasHapus
  26. @Seagatemakasih mas! Aku juga turut senang mas suka ceritanya :)

    BalasHapus
  27. @ceritasofimakasih ya mbak Sofi, aku juga gak bakalan bisa tulis begini klo gak karena pembaca :)

    BalasHapus
  28. mbak!
    aku suka! apalagi bagian di mana si pria memperlihatkan kaki palsunya

    dan judul ini aku pinjam buat fiksi miniku. ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih ya arai, silahkan :)

      Hapus
    2. efek gak ikutan Berani Cerita dari awal jadinya nyoba bikin mulai dari edisi #1 hihi
      :D

      Hapus

Posting Komentar

Your thoughts greatly appreciated! Share it with us! (^_^)
Nowadays, I've been have hard times to reply comments or blogwalking to your blog. So, thank you so much for visiting me here!

Postingan Populer