[FlashFiction] Lipstik Merah
Rinai turun malam ini, serinai hatiku. Kulirik jam di tangan, pukul 9 malam. Sudah hampir 4 jam aku menunggu. Jalanan mulai sepi dari lalu lalang aktivitas kota.
Lamunanku buyar ketika sebuah pesan ke Blackberry-ku masuk.
"Sayang, aku udah sampai di Medan. Hati-hati dirumah...Aku akan pulang dua hari lagi. Love you...", pesan dari suamiku.
Kubalas pesan darinya, "Alhamdulillah, sudah sampai ya sayang? Take care yourself ya! See you in two days! Already miss you. And love you too..."
Tak lama, sebuah mobil keluar dari kantor tak jauh dari tempat aku menunggu. "Ikuti mobil itu pak, jaga jarak...", perintahku pada sang supir taksi.
Kami berputar-putar dan menuju ke tak tentu arah, tanpa mengetahui akan kemana. Namun aku tahu. Sudah beberapa bulan ini aku curiga. Aku hanya perlu bukti. Aku perlu melihat dengan mata kepalaku sendiri. Tiga hari yang lalu aku mendapati sebuah noda lipstik di baju kerja suamiku. Noda itu ada di kemeja putih, di bagian yang seharusnya tertutup oleh jas yang biasanya dipakai pada saat jam kantor. Tentu saja, lipstik itu bukan lipstikku. Lipstik merah menyala. Dulu aku pernah mencoba memakai lipstik merah menyala, namun suamiku tak suka. Ia berkomentar, "Menor, aku tak suka kamu pakai itu."
Dan aku setuju. Aku memang tak cocok dan tak pantas memakai warna seperti itu.
Namun belakangan aku tahu, sebenarnya bukan alasan menor atau norak seperti yang dikatakannya, namun mengingatkannya pada idaman hatinya yang lain. Noda itu telah banyak bercerita padaku.
Akhirnya, mobil itu mulai berjalan pelan di suatu ruas jalan dengan pencahayaan remang-remang. Padahal belum tengah malam, namun telah banyak penjaja-penjaja cinta berkeliaran. Berbaju minim dan ketat, mendekati mobil yang berjalan lambat menepi. Dengan gestur genit menggoda, memainkan bibir atau rambutnya dengan penuh penghayatan.
Mobil di depanku terus berjalan pelan, tanpa menghiraukan mereka.
Hatiku terus menerus berdesir, antara takut dan berharap apa yang kusangkakan selama ini salah. Namun disisi lain, aku harus siap menerima kenyataan.
Pria yang kucintai, suamiku, belahan jiwaku, berada di tempat ini, di sekumpulan manusia-manusia yang seharusnya dihindari.
Lalu, mobil itu berhenti. Tepat di bawah lampu jalan, tampak lipstik merah menyala berkilat. Aku tahu itu pasti dia. Ia membuka pintu mobil penumpang depan, duduk dan memberikan pandangan dan senyum penuh arti ke sang pengendara, suamiku!
Setelah itu, mobil itu melesat pergi.
"Tidak usah ikuti lagi, pak. Saya tidak kuat," pintaku dengan suara bergetar, "antarkan saya pulang..."
Taksi beringsut bergerak, air mataku tidak bisa dibendung lagi. Bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin? Hati dan logikaku memberontak akan apa yang telah kulihat.
Aku menoleh ke belakang, melihat pemandangan menyesakkan itu untuk terakhir kalinya. Tempat mangkal para pria yang kehilangan identitas diri dan mengambil identitas wanita.
Lamunanku buyar ketika sebuah pesan ke Blackberry-ku masuk.
"Sayang, aku udah sampai di Medan. Hati-hati dirumah...Aku akan pulang dua hari lagi. Love you...", pesan dari suamiku.
Kubalas pesan darinya, "Alhamdulillah, sudah sampai ya sayang? Take care yourself ya! See you in two days! Already miss you. And love you too..."
credit |
Tak lama, sebuah mobil keluar dari kantor tak jauh dari tempat aku menunggu. "Ikuti mobil itu pak, jaga jarak...", perintahku pada sang supir taksi.
Kami berputar-putar dan menuju ke tak tentu arah, tanpa mengetahui akan kemana. Namun aku tahu. Sudah beberapa bulan ini aku curiga. Aku hanya perlu bukti. Aku perlu melihat dengan mata kepalaku sendiri. Tiga hari yang lalu aku mendapati sebuah noda lipstik di baju kerja suamiku. Noda itu ada di kemeja putih, di bagian yang seharusnya tertutup oleh jas yang biasanya dipakai pada saat jam kantor. Tentu saja, lipstik itu bukan lipstikku. Lipstik merah menyala. Dulu aku pernah mencoba memakai lipstik merah menyala, namun suamiku tak suka. Ia berkomentar, "Menor, aku tak suka kamu pakai itu."
Dan aku setuju. Aku memang tak cocok dan tak pantas memakai warna seperti itu.
Namun belakangan aku tahu, sebenarnya bukan alasan menor atau norak seperti yang dikatakannya, namun mengingatkannya pada idaman hatinya yang lain. Noda itu telah banyak bercerita padaku.
Akhirnya, mobil itu mulai berjalan pelan di suatu ruas jalan dengan pencahayaan remang-remang. Padahal belum tengah malam, namun telah banyak penjaja-penjaja cinta berkeliaran. Berbaju minim dan ketat, mendekati mobil yang berjalan lambat menepi. Dengan gestur genit menggoda, memainkan bibir atau rambutnya dengan penuh penghayatan.
Mobil di depanku terus berjalan pelan, tanpa menghiraukan mereka.
Hatiku terus menerus berdesir, antara takut dan berharap apa yang kusangkakan selama ini salah. Namun disisi lain, aku harus siap menerima kenyataan.
Pria yang kucintai, suamiku, belahan jiwaku, berada di tempat ini, di sekumpulan manusia-manusia yang seharusnya dihindari.
Lalu, mobil itu berhenti. Tepat di bawah lampu jalan, tampak lipstik merah menyala berkilat. Aku tahu itu pasti dia. Ia membuka pintu mobil penumpang depan, duduk dan memberikan pandangan dan senyum penuh arti ke sang pengendara, suamiku!
Setelah itu, mobil itu melesat pergi.
"Tidak usah ikuti lagi, pak. Saya tidak kuat," pintaku dengan suara bergetar, "antarkan saya pulang..."
Taksi beringsut bergerak, air mataku tidak bisa dibendung lagi. Bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin? Hati dan logikaku memberontak akan apa yang telah kulihat.
Aku menoleh ke belakang, melihat pemandangan menyesakkan itu untuk terakhir kalinya. Tempat mangkal para pria yang kehilangan identitas diri dan mengambil identitas wanita.
note: 429 words
***
Ternyata menulis fiksi itu kadang suka pasang surut semangat untuk menggelutinya. Untuk itu, insya Allah, awal tahun akan ada project bagi yang tertarik mencoba menulis Flash Fiction atau cerita mini dan ingin mengasah kemampuan menulis, agar bisa sama-sama belajar dan terus semangat karena gak sendirian.
So, yang kepengen ikutan, tunjuk tangan yaaaa! ^___^
Pengen belajar...dan mulai melirik-lirik yg jagoan nulis fiksi nih.
BalasHapuskeren mba ;d
Tunggu di awal tahun ya mbak :)
HapusMakasih ya!
Kalo flash fiction aku mau coba deh :D
BalasHapusDitunggu ya mem Tyk!
Hapussaya ikutan belajar ya mba.... ^_^
BalasHapusSip! Ditunggu keikutsertaannya :)
Hapusyuuuk... toyor aja kalau aku mulai males yak hehehe
BalasHapusYuk mari kita saling men-toyor! Hihihi
Hapuskok bisa sih mbak nulis cerita begini, pingin bisa deh
BalasHapusKok bisa ya? Berimajinasi aja kok mbak :)
HapusIkutan project nulis FF di awal tahun yuk! :)
huaaa preference nya berubah ya. hahaha.
BalasHapusIyak bener!
Hapusselalu keren cerita2 yang ada disini mba..*thumbs up*
BalasHapusselalu bikin penasaran...;)
Makasih byk mbak Desss! *makin semangat*
Hapuswow makin keren aja nih say flashfiction-nya... mau bikin lagi aaah.. *terprovokasi lg* :D
BalasHapusKhahahaha...makin terprovokasi makin bagus! Ada temen! :D
Hapuswoooow, eka... looks like a nice story, but i'm curious about d end...hehehe...
BalasHapusmiss u, dear..^^
Makasih ya as! Ceritanya udah abis, biar pembaca yg memutuskan hehehe *ngeles*
HapusMiss u too! :)
nulis fiksi adalah bermain imajinasi diluar orang pada umumnya memikirkan hal tsb & saya paling bodoh untuk nulis fiksi :(
BalasHapusIssh, mas Andy merendah aja tuh! Klo nulis non-fiksi kan Jago banget! Aku harus belajar dari mas nih!
Hapuswhuaaaa kok sama waria sihh..
BalasHapuskeren mak asahan nya dipinjam dongg udah terlihat tajam lohhh :D
*ngasih asahan*
HapusSapi mana yg mau disembelih nih? Hihihi...
Makasih ya mbak! :)
hadeeuuh... itu ending nya bikin ikut teriris iris *menghayati
BalasHapussalam kenal Maak
Salam kenal kembali mbak, makasih sudah sudi mampir :)
Hapusitut.. aku itut... mauuu... hihihi...
BalasHapusAyuuuuk!!!
Hapuseyampun, ternyata dia *ikutan pilu* hihihihi...
BalasHapuskeren May, lanjutkan ;)
Makasih mbak Orin! :)
Hapusendingnya gak seperti dugaanku,but ilke this sist
BalasHapussalam kenal
http://ennyslife.blogspot.com/
Salam kenal kembali mbak enny, makasih sudah sudi mampir :)
Hapusjadi terpacu nih...
BalasHapusbermain dengan imajinasi seolah nyata ya mba
sipp...i like it
Ayo kita sama2 belajar lagi :)
HapusMakasih ya!
aku paling gak bisa nulis fiksi *nunduk*
BalasHapusTapi paling demen baca kan? :)
Hapuswah, kalimat terakhir benar-benar diluar dugaan ...
BalasHapusHihihi...
Hapuskerennn...mau dong belajar
BalasHapusAyo qta belajar sama2 di awal tahun nanti :)
Hapuscount me in ya, mak :)
BalasHapusOk sip! :)
Hapusikut tunjuk tangan mbak...!!! ikutan projectnya ya..
BalasHapusYaaay! Makin rame nih :)
HapusSmangat nih Mayya. Aku udah ngedraft 30 hari nulis nih. Flash fiction is a good idea juga.....lucu ya kalo ingat sekolah dulu suka bete disuruh mengarang, eh sekarang malah semangat nulis.....
BalasHapusKeren mbak udah 30 hari nulis :)
HapusKlo aku jaman sekolah dulu suka ngarang, ngarang indah klo gak bisa jawab ujian essay hahaha ;p
Aku suka caramu membangun rasa penasaran orang, May. Nggak semua orang lho bisa gitu. Keep practice ;)
BalasHapusAku tunjuk tangan Mbaaakkkk :D
BalasHapusbener-bener dibuat mati penasaran sama mbak Mayya...
BalasHapusalurnya, meskipun singkat, tetapi padat..!
BalasHapusPantesan kemarin mbak Cova ikutan nulis fiksi juga, janjian atau gimana mbak? :D
BalasHapusAku dah baca tulisan-tulisan fiksi mbak May, bagus-bagus mbak..sepetinya susah ya, mau ngajak Kang Bejo ikutan nulis fiksi juga ah :)
@Dellamakasih ya mbak Del!
BalasHapus@Prit Punya CeritaDah dicatet yaaa! ^^
BalasHapus@ceritasofijangan menghantuiku yaaaa atuuut...
BalasHapus@a.i.rmakasih mas affan ^^
BalasHapus@SeagateHahaha...lagi menginspirasi satu sama lain itu namanya mas :)
BalasHapusLah, Kang Bejo itu kan fiksi mas, masak fiksi nulis fiksi hihihi....
uwow... waria.. aaaahh bener2 twistnya nampol, deh. kirain wanita sungguhan, ehladalah... *tepokjidatsuaminya*
BalasHapus@Istiadzah Rohyatikhahaha... *merah dong jidatnya*
BalasHapus