[FlashFiction] Di Bawah Menara Cinta
Aku mendekatkan diri padanya. Kami saling berpandangan. Rasanya masih belum percaya sekarang kami ada disini.
Ia tersenyum bahagia. Ia masih tampak cantik seperti dulu. Seperti pertama kali aku mengenalnya. Pucat dan rambutnya yang makin rontok belum bisa mengalahkan cintaku padanya.
Ia tersenyum bahagia. Ia masih tampak cantik seperti dulu. Seperti pertama kali aku mengenalnya. Pucat dan rambutnya yang makin rontok belum bisa mengalahkan cintaku padanya.
"Sudah siap?", tanyaku. Ia mengangguk lemah. Bus telah berhenti di halte tujuan, dan perlu beberapa langkah lagi menuju tempat impian kami.
Butuh penantian panjang agar bisa ke negeri ini, negeri para pecinta. Dan sekarang, kami berada tepat di hadapannya. Menara Eiffel.
Butuh penantian panjang agar bisa ke negeri ini, negeri para pecinta. Dan sekarang, kami berada tepat di hadapannya. Menara Eiffel.
hasil capture-nya bebe |
Ia menitikkan air mata. "Aku tak percaya bisa melihat keindahan ini denganmu," katanya. "Terima kasih sudah melakukan ini untukku."
"Apapun akan kulakukan untukmu, sayang. Agar engkau bahagia.", aku menatap wajahnya yang teduh lekat-lekat.
"Ini adalah mimpi terbesarku untuk bisa bersamamu disini, dan engkau telah mewujudkannya." ujarnya.
"Bahagiakah kamu, sayang?", tanyaku.
"Aku begitu bahagia hari ini. Berada di dekatmu.", ia tersenyum.
"Sekarang, karena kita sudah disini...", kataku pelan, sambil mengeluarkan sesuatu dari saku, "maukah engkau menikah denganku?". Kusodorkan sebuah cincin sederhana padanya.
Ia terkejut sembari menutup mulutnya. Air matanya menetes.
Ia mengangguk, "Tentu saja! Tentu aku mau menjadi istrimu! Terima kasih sayang! Aku sungguh bahagia!"
Aku ingin bisa melihat senyumnya itu selama mungkin.
Kelap-kelip Eiffel usai setelah 10 menit, "Sekarang, istirahatlah, sayang." Kukecup kedua jariku di bibir dan kuberikan ke bibirnya. "Mimpi indah tentang kita...", aku menutup pembicaraan.
Air mataku menetes tanpa kusadari. Pantang seorang lelaki begini, tapi rasa cinta bisa mengalahkan segalanya. Kuhapus segera air mataku, kututup aplikasi Skype dan kumasukkan kembali Andromax-ku ke dalam tas. Dan juga cincin itu. Mudah-mudahan besok, ketika aku kembali, aku bisa menyematkan cincin ini di jari manisnya ketika ia terbaring lemah karena gerogot kanker di rumah sakit.
"Bahagiakah kamu, sayang?", tanyaku.
"Aku begitu bahagia hari ini. Berada di dekatmu.", ia tersenyum.
"Sekarang, karena kita sudah disini...", kataku pelan, sambil mengeluarkan sesuatu dari saku, "maukah engkau menikah denganku?". Kusodorkan sebuah cincin sederhana padanya.
Ia terkejut sembari menutup mulutnya. Air matanya menetes.
Ia mengangguk, "Tentu saja! Tentu aku mau menjadi istrimu! Terima kasih sayang! Aku sungguh bahagia!"
Aku ingin bisa melihat senyumnya itu selama mungkin.
Kelap-kelip Eiffel usai setelah 10 menit, "Sekarang, istirahatlah, sayang." Kukecup kedua jariku di bibir dan kuberikan ke bibirnya. "Mimpi indah tentang kita...", aku menutup pembicaraan.
Air mataku menetes tanpa kusadari. Pantang seorang lelaki begini, tapi rasa cinta bisa mengalahkan segalanya. Kuhapus segera air mataku, kututup aplikasi Skype dan kumasukkan kembali Andromax-ku ke dalam tas. Dan juga cincin itu. Mudah-mudahan besok, ketika aku kembali, aku bisa menyematkan cincin ini di jari manisnya ketika ia terbaring lemah karena gerogot kanker di rumah sakit.
***
Note: 300 words
Flashfiction kedua ini diikutsertakan dalam #postcardfiction Kampung Fiksi yang disponsori oleh Smartfren
Wish me luck! ^__^
Haaaaaah.. kan kan kan kan kan.. endingnya suka gitu deh Mayya.. huhuhuhu
BalasHapushaaaa.... gadget itu pasti milikmu mbaaaa mayyaaaa..... ^0^
BalasHapus*Usep-usep aer mata*
BalasHapussukaaaaaaaa.. ^^
BalasHapusDuh salah nih gw bacanya sore-sore ujan pas kantor udah sepini begini, gw jadi makin sediiihh :(
BalasHapusSukaaaa,akhirnya selalu bikin penasaran may...
BalasHapuskoreksi dikit ya ...kependekan jadi 'touch'nya kurang dan rasa penasarannya terlalu cepat terjawab..
BalasHapus:O
BalasHapusentah itu cinta atau sahabat dekat,semua akan terasa indah jika selalu bersama dalam suka maupun duka
BalasHapus*dan aku yang bacanya jadi ikutan terharu....*
BalasHapusgara2 rambut rontok aku mikirnya udah kakek nenek atau lagi sakit. taunya lagi sakit :(.
BalasHapuswah jadi terharu..:'(
BalasHapusya, kok ceritanya sedihh... :( hiks...
BalasHapusHuaaahhhhhh... Kenapa endingnya selalu bikin mewek ???? Kamu selalu menggoda air mataku jatuh deeeehhhh.... Hihihihi....
BalasHapusjadi ikut sedihh.. tapi as usual ceritanya keren..;))
BalasHapus@bebe*nyodorin tisu*
BalasHapus@nisamamaAMIIINNNN!
BalasHapus@Della*sodorin tisu*
BalasHapus@covalimawatimakasihh!
BalasHapus@emaknyashirapuk puk *sodorin tisu*
BalasHapus@yeyeMakasih mbak Yeye!
BalasHapus@rina susantikarena rule lombanya hanya 300 kata mbak, jadi dibuat sesuai kebutuhan :)
BalasHapus@aryanto:)
BalasHapus@Andyiya mas, apalagi kalo di Eiffel ya ;p
BalasHapus@ceritasofi*usep pake tisu*
BalasHapus@Vica Itemhihihi ngasih clue-nya sedikit ya mbak :)
BalasHapus@Supercoolzz*sodorin tisu*
BalasHapus@Chitacup cup cup
BalasHapus@Desimakasih mbak Desi :)
BalasHapus@Ristin*sodorin tisu*
BalasHapussedihhhnyaaaaa.....
BalasHapusbagussss dehhh
Ow wo wo....
BalasHapuspuk puk...
@meyrinda*sodorin tisu* makasih ya mbak :)
BalasHapus@Badiuzzamanwow wow :)
BalasHapusemang menyentuh ini FF.. hiks :(
BalasHapushiks..
BalasHapuskeren banget mba!
selamat ya :)
@Miss Rochma*sodorin tisu*
BalasHapusWaahh, pantes menang nih :) selamat ya Mbak
BalasHapus@Nathalia Diana Pitalokamakasih ya mbak :)
BalasHapusterharuuuuuuu :)
BalasHapus@Helda FeraMakasih mbak Helda :)
BalasHapus@Uzaymakasih Uzay!
BalasHapus