Blogging is Healing

Update 3 Maret 2012:
Alhamdulillah, tulisan ini menjadi juara kedua kontes "Ngeblog di Mata Perempuan" yang diselenggarakan oleh Emak2Blogger.

Terimakasih dari hati yang terdalam untuk teman-teman blogger yang telah membaca, memberi dukungan dan semangat untukku dalam menulis. ^_^
Mudah-mudahan ini adalah pemacu bagi Morning Raindrops untuk berkembang dalam menulis lebih baik lagi dan lagi bersama dengan para blogger tercinta sekalian.


Berhasil bertahan dari child abuse dan menjaga keutuhan pernikahan adalah dua hal sulit untuk dilakukan dan butuh perjuangan yang menguras emosi. Pertama, dampak dari child abuse sangatlah besar dalam perkembangan psikologi seseorang. Dan sembuh dari itu bukanlah perkara mudah dan sebentar. Kedua, sang survivor itu akan tetap membawa 'trauma psikologi'-nya ke dalam kehidupan perkawinan.

Ya, aku bisa memberikan detailnya karena aku mengalami kedua hal itu.

Hal ini menjadi lebih buruk lagi dengan berhentinya aku dari pekerjaan. Aku pernah membahas mengenai Post Power Syndrome yang kualami saat itu.

Mental dan jiwaku rasanya terkikis habis dan aku setiap saat bisa saja menyerah. Depresi dan hilang kontrol menjadi konflik internal yang tak terelakkan.
Aku berubah menjadi orang yang berbeda dari yang suamiku kenal dan mudah marah akan hal-hal yang sepele.

Duniaku saat itu (hingga sekarang) hanyalah suamiku dan anakku.
Itulah yang dikatakan suamiku dengan tegas. Jika aku menyerah pada emosi dan kesedihanku, aku menyia-nyiakan semuanya. Perjuanganku untuk bertahan dan bersabar selama 23 tahun dan pengorbanan suamiku selama 5 tahun. Pernikahan kami dan keluarga kecil kami.

Di saat semua akan berubah menjadi lebih buruk lagi, aku perlu menyembuhkan diriku, bagaimanapun caranya.

Tapi bagaimana?
credit

Kesepian. Aku rasa saat itu aku benar-benar membutuhkan teman.
Kami baru pindah rumah ke lingkungan yang baru dan itu menjadi momok buatku. Sebagai seorang yang introvert* akibat child abuse, sangat sulit untuk mendapatkan teman baru.

*Contrary to what most people think, an introvert is not simply a person who is shy. In fact, being shy has little to do with being an introvert! Shyness has an element of apprehension, nervousness and anxiety, and while an introvert may also be shy, introversion itself is not shyness. Basically, an introvert is a person who is energized by being alone and whose energy is drained by being around other people. (source and details)

Tetapi demi kesembuhanku, aku mencoba berbincang dan mengobrol dengan tetangga baru. Awal-awalnya merasa welcome, namun semakin lama, 'taring' ibu-ibu mulai kelihatan. Aku tak terbiasa membicarakan kejelekan suami sendiri, karena buatku suamiku adalah superhero-ku. Jika pun aku tahu keburukannya, cukuplah aku saja yang tahu. Dan so on, ada saja kejelekan orang lain yang mereka perbincangkan. Sinyal di hatiku berbicara mengatakan bahwa ini bukan yang aku mau. Aku mau menjadi lebih baik bukan menjadi lebih buruk.

Alhamdulillah, akhirnya suamiku memberikan akses internet. Lalu aku mencoba mengontak teman-teman lamaku di Facebook. Tetapi rasa rendah diri sudah menggerogoti aku ketika mereka bertanya aku kerja dimana sekarang. Belum lagi kesibukan mereka masing-masing, membuat aku menjadi terabaikan.

Setelah sekian lama, mungkin sekitar setengah tahun, akhirnya aku teringat tentang blog lamaku ditahun 2008 yang terbengkalai karena kesibukan kantor yang membuatku melupakannya. Serasa diberikan cahaya hidup, aku teringat dengan kecintaanku menulis. Blog lama itu akhirnya kuhapus, karena dulu kugarap dengan setengah hati. Aku membuat lagi blog baru. Morning Raindrops, itulah nama yang kupilih.
Aku dan suamiku suka hujan. Dulu sebelum kenal suamiku, setiap hujan aku melihat ke jendela, berharap belahan jiwaku yang belum kutemukan apakah kehujanan, apakah ia bertanya-tanya tentangku di hujan seperti ini. Apakah ada seseorang di luar sana yang bisa menyelamatkanku dari sini, membawaku pergi menentang hujan.
Dan memang, akhirnya setelah beribu-ribu doa dipanjatkan aku menemukan pangeran hujanku dan aku terbebas dari penderitaanku. Subhanallah.
Pagi menandakan sebuah hari baru, sebuah rahmat dari-Nya bahwa aku masih diberi satu hari lagi untuk berdoa dan berharap pertolongan kepada-Nya, berjuang sehari lagi untuk menjaga kewarasanku ketika saat-saat kelam masih menyelimuti.

Di awalnya, aku ragu apakah aku bisa rutin menulis, karena kehidupanku hanya sekian meter kali sekian meter disini ditambah seorang bocah kecil yang baru belajar berjalan. Tetapi ternyata ide bisa datang dari mana saja.
Ketika sedang mencuci piring, sedang melihat tawa si kecil, sedang menonton TV, sedang melihat status orang lain di FB. Lama kelamaan menulis sudah mengalir di darahku. Jika sudah ada ide, aku harus menuliskannya.

Setelah beberapa lama, aku yang ilmu bloggingnya cetek (sedikit), bingung, bagaimana caranya mempromosikan blog ini, karena pengunjungnya sedikit. Dari blog jugalah aku belajar blogwalking.
Aku menyukai IT dan rindu dengan programming. Blog ini jugalah yang jadi korban percobaanku, hingga kadang-kadang hasilnya hancur bin lebur.

Aku masih seorang introvert, tapi kini aku bisa tersenyum karena mempunyai teman-teman. Teman-teman sepanjang masa, kuharap.
Jika dulu, tamat sekolah, lulus kuliah atau berhenti bekerja, kemudian pertemanan selesai begitu saja.
Dan yang masih menyisakan sedikit peduli padaku hanya beberapa.
Kini, aku bisa berjalan ke depan dengan teman-teman bloggerku menggenggam erat tanganku.

Alhamdulillah, jiwaku makin terisi dan aku mampu berpikir jernih lagi. Aku bisa katakan bahwa aku sudah lebih baik. Hubunganku dan suamiku berjalan romantis dan mesra lagi. Aku bahagia karena aku bisa mengatasi diriku dan mempertahankan pernikahanku. Suamiku orang yang sangat sangat penyabar menghadapi istri ber-emosi labil ini. Mudah-mudahan apapun masalah terbentang di depan, jika kami menghadapinya bersama-sama dan yakin satu sama lain, kami bisa melaluinya. Insya Allah.
credit
Sembuh dari trauma child abuse dan tetap mempertahankan pernikahan memberikan kekuatan yang lebih lagi untukku melangkah meraih mimpi-mimpiku.

Dengan blog, aku tak perlu takut akan keanehanku, karena yang orang-orang lihat adalah karya tulisku.
Dengan blog, aku bisa menjadi diri sendiri, menjadi seorang Mayya seutuhnya, bukan Mayya yang orang lain inginkan untuk dilihat.
Dengan blog, aku menemukan diriku. Menemukan kebahagiaanku. Menemukan teman-temanku.


Life can show no mercy
It can tear your soul apart
It can make you feel like you've gone crazy
But you're not
Things have seem to changed
There's one thing that's still the same
In my heart you have remained
And we can fly fly fly away







 
 Tulisan ini diikutsertakan dalam
yang diselenggarakan oleh

Wish me luck! (^_^)b
post signature

Komentar

Posting Komentar

Your thoughts greatly appreciated! Share it with us! (^_^)
Nowadays, I've been have hard times to reply comments or blogwalking to your blog. So, thank you so much for visiting me here!

Postingan Populer