Welcome To My Belly

Telat mens dua hari.
Kami sedang berlibur di Payakumbuh, Sumbar.
"Mungkin memang telat", kata hubby.
"Gak, seharusnya gak telat. Payudara rasanya aneh. Kita cek setiba di rumah ya, ayah...", kataku.
Aku lupa mencatat tanggal terakhir mens-ku di kalender.

Penasaran.
Sekaligus berharap.
Sekaligus tidak.
Perasaan apa ini?

Aku ingin punya bayi di akhir tahun, bukan sekarang.
Tapi aku juga ingin menimang bayi, mencium aroma bayi, mendengar tangisan bayi.
Lagi.
Sekarang?
Bukan?
Nanti?
Ah, mana pendirianku?

Setiba di rumah, segera mengingatkan hubby membeli test pack sepulang kantor.
Ok, apa yang perlu kutakutkan dari sebuah test pack?
Ok, ini berbeda ketika pertama dulu.
Excited.
Too excited, malah.
Tapi sekarang?
Kenapa uring-uringan begini?
Oh, Mayya, kamu mau punya bayi tidak?
Jika mau, ini saatnya.
Jika tidak, ini juga saatnya.
Kamu tidak bisa menolak dan memundurkannya!

Dini hari. Subuh.
Menunaikan sholat.
Bawa test pack ke kamar mandi.
Ketika pertama kali aku melakukan ini,
rasanya bagai berjam-jam menunggu.
Dan sekarang, rasanya waktu begitu cepat berlari.
Dan, begitulah.
Dua strip.
Kamu hamil, Mayya.

BLANK

BLANK

BLANK

Bukankah seharusnya aku bersyukur?

ALHAMDULILLAH.

credit

Grasa-grusu mau melahirkan dimana.
Tentu saja, rumah sakit yang ditanggung asuransi suami.
Berarti periksa ke dokter yang praktek disana.
Dan kebetulan, dokter yang sama dengan dokter Little Bee.

Beberapa hari setelahnya, periksa ke dokter kandungan.
Sore hari, suami mendaftarkan nama.
Datang pukul 8 malam.
Seperti biasa, ditanyakan:
nama,
tinggal dimana,
nama suami siapa,
kapan mens terakhir,
hamil keberapa,
normal atau caesar,
timbang berat.

Baru dipanggil jam 10 kurang.
Little Bee gak rela Bundanya dibaringkan.
Sibuk memanggil.
Dokter mulai periksa, sensasi dingin di perut yang kurindukan.
Dan itulah dia, sang janin.
Muncul di layar monitor besar di depanku.
Enam minggu
Hubby tersenyum lebar.
Dokter berbicara bla bla bla
Tiba-tiba aku tidak fokus.
Pikiranku tiba di tempat lain.
Hatiku barulah merasakan sedikit sesuatu.
Cinta.

Entah kenapa, ketika menulis ini dan mendengar lagu ini,
Air mataku tak bisa berhenti mengalir.
Aku sekarang benar-benar cinta padanya.

Our another bundle from heaven, welcome to my belly.

Terinspirasi dari jurnal hamil punya mbak Ulu. Yup, aku memang (baru saja) hamil, mbak ^_^
Semua perihal mengenai kehamilanku akan berada di kategori Pregnancy Journal.



Note:
Ternyata Allah berkehendak lain, aku mengalami pendarahan dan keguguran pada minggu ke-10. Penyebabnya adalah janin tidak berkembang. Bayiku, engkau tetap adalah bagian dari anggota keluarga kami hingga kapanpun. Allah begitu sayang padamu sebelum aku sempat memeluk dan mendengar tangisanmu. Tunggu Bunda, nak.