Ketika Pertama Kali Boo Demam

Beberapa waktu yang lalu, hampir seminggu, baby Boo sakit. Tiga hari demam tinggi dan sekitar 2 hari bawaannya lemes dan rewel aja walaupun saat itu demamnya udah turun.

Ketika demam tinggi itu, saya dan hubby hampir gak bisa tidur 2 hari, harus begadang jagain si jagoan.
Karena menyusui, tentu saja saya yang paling gempor karena hampir tiap setengah jam di tengah malam itu, Boo merengek minta disusukan.

Hari ketiga, kami bawa Boo pergi ke RS karena panasnya mencapai 39.4 derajat ketika subuh. Saya takut kalau Boo nanti step. Parasetamol gak mempan sama sekali menurunkan panasnya. Sengaja langsung ke IGD, karena kami gak mengurus surat rujukan asuransi. Sebenarnya susah ya, kalau lagi darurat gitu apalagi subuh, kudu harus mengurus surat rujukan dulu. Padahal belum tentu balai kesehatan atau istilah dari asuransi, dokter keluarga, itu udah buka jam segitu. Kan ceritanya ini emergency.

Poor Boo :(

Bener aja, pas sampe di RS Ibu dan Anak (RSIA) ditanyain surat rujukan. Dengan pasrah, saya bilang gak ada. Untunglah, kami masih dilayani dengan baik. Boo diperiksa, ditanyakan apakah ia batuk, pilek, muntah atau mencret. Boo tidak mengalami keempat hal itu. Lumayan lama juga menunggu, akhirnya kami bisa memperoleh obat.
Hanya bayar 8000-an karena ada obat yang tidak ditanggung asuransi. Iya, cuma delapan ribu rupiah. Alhamdulillah.
Pelajaran buat kami, tips juga bagi yang memiliki asuransi karyawan, ketika berobat ke dokter keluarga, sebaiknya langsung minta surat rujukan jika dirasa perlu, jadi ketika terjadi situasi mendadak, bisa langsung ke RS.

Malam itu, suhu badan Boo berangsur-angsur turun setelah diberi obat parasetamol dan antibiotik bubuk yang diracik dari RS. Nah malam hari, hujan lebat mengguyur. Siapa sangka tengah malam itu, rumah kami kebanjiran!

Hubby menggedor rumah tetangga yang rumahnya lebih tinggi sedangkan saya mencoba membangunkan Bee yang terlalu lelap tertidur. Air makin tinggi dan saya sudah teriak-teriak panik membangunkan Bee sambil menggendong adiknya.
Gak lama, hubby pun datang menggendong Bee. Jadilah malam itu kami tidur mengungsi.

***
Ini sudah kedua kalinya rumah kemasukan air. Anehnya, saat itu pula saya belajar sesuatu: berhenti menghakimi, tapi mencari solusi.
Daripada mengomel menyalahkan ini atau itu bahkan yang sering saya lakukan pada hubby, saat itu saya bisa fokus untuk mencari jalan keluar bersama hubby.
Rasanya saat itu aneh, kami kedinginan dan kebasahan, tapi kami saling mengerti dalam diam dan pelukan di malam itu.

Tidak berhenti sampai disana, suhu badan Boo makin naik dan mencapai 39 derajat lagi. Ia susah tidur dan merengek terus. Setelah diberi obat, Boo pun kembali tenang.

Hari kelima, suhu badan Boo sudah normal, tetapi masih rewel dan selalu harus digendong tiap waktu. Bahu dan badan saya sudah hampir sampai limitnya. Letih sekali.
Saking letihnya, ASI pun sudah sulit untuk keluar lagi. Waduh! Mau gak mau harus konsumsi tablet ASIFIT, biar ASI gak berhenti. Nah, ibu-ibu menyusui, boleh ngurus rumah, tapi perhatikan badan juga ya!

Nah, ketika suhu badan Boo normal, anehnya, muncul bintik-bintik merah! Ketika bintik ini ditekan, hilang. Malah tambah kuatir antara campak atau demam berdarah. Kembalilah kami ke RS untuk memeriksa Boo. Hasilnya? Alhamdulillah, ternyata bukan campak atau demam berdarah!
Pemeriksaan kali ini kami hanya perlu membayar Rp 15.000 dengan asuransi.
Setelah saya mencari tahu (karena dokter tidak mengatakan apa-apa) ternyata demam yang disertai bintik merah setelah demam turun, adalah infeksi virus.

Bintik merah yang hilang ketika ditekan


Jadi bintik merah ketika demam, belum tentu demam berdarah atau campak. Yang penting segera diperiksakan ke dokter jika demam tidak turun-turun setelah diberikan parasetamol atau mengalami demam tinggi mulai dari 39 derajat.

***
Saya sama sekali beberapa hari itu gak sempat masak karena Boo gak mau dilepas. Karena gak mungkin juga tiap hari beli lauk diluar, akhirnya, sebagai solusi, saya merebus ayam dengan bumbu untuk ayam goreng bumbu, lalu dimasukkan ke freezer. Jadi tiap perut udah laper, tinggal goreng.
Selama sakit, Boo lebih banyak merengek dan menyusu. Ia juga gak mau makan. Setelah berangsur-angsur sehat, senang bisa lihat senyumnya lagi.

Ocehan seperti 'ayah', 'da da da', 'siiih' atau tingkah laku bilang 'aaaa' sambil nutupin mulutnya dengan lengan berulangkali mulai kelihatan lagi. Loncat-loncat girang di terali jendela, berantakin dapur, mungut-mungut sesuatu di lantai lalu dimasukin ke mulut, manjat-manjat meja atau rocking chairnya, bergelut sama si abang Bee, membongkar lemari dan mainan, atau main mobil-mobilan ke seluruh penjuru rumah.
Terlebih betapa senangnya baby Boo berdiri meloncat-loncat kegirangan sambil berpegangan pada Bunda yang sedang duduk. Kalau sudah gemas begitu, ia suka sekali menggigit-gigit sampai badan saya biru-biru.

Sehat-sehat terus ya Boo sayang! Kami padamuuuu!

post signature

Komentar

  1. ngeri ya mak kl anak2 demam,untung ada tetangga yg baik hati.....sehat2 ya Boo...^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak, alhamdulillah gapapa. makasih aunty :)

      Hapus
  2. Di sana tetangganya baik yah :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tetangga emang harus saling menolong sih mbak. Mbak tetanggaan sama aku aja hehehe

      Hapus
  3. awh, kebayang waktu anak sakit panas dulu.. Alhamdulillaahnya setelah disusui terus dan diminumin air putih bisa turun sebelum sempat ke dokter. Kompres air juga sih waktu itu. Semoga sehat selalu ya Boo..

    BalasHapus
  4. moga2 abis ini boo sehat2 terus ya..
    dan semoga gak banjir lagi..

    BalasHapus
  5. emang deh mba..anak sakit tuh bener2 bikin senewen deh.. musti sabar2 ngadepinnya..
    smoga Boo selalu sehat yaa... (k)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak Des...Aminnn...doa yang sama untuk radit dan kinar yaaaa :)

      Hapus
  6. mayya.. nggak bisa bayangin pas Boo sakit pas banjir.. yang kuat ya, say.. baby Boo, kakak Bee, sehat terus ya, nak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insya Allah bisa kuat karena doa mbak juga :)
      Peluk cium dari Bee dan Boo (k)

      Hapus
  7. tiap anak demam, walo anak kesekian .. tetap aja kita sebagai ortu suka panik menghadapinya.

    belum lama Rafa dirawat di RS karena DBD.

    Demam naik turun 2 minggu, tiap ke lab hasilnya selalu negatif semua. Bikin bingung.

    Alhamdulillah baby Boo udah pulih, kan. Sehat terus ya nak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mas Rafa udah sembuh kan mbak? Duhhhh...kalau udah demam ini, rasanya pengen pindahin sakit itu ke kita aja ya mbak :(

      Hapus
  8. waah semoga cepat sembuh ya baby boo

    BalasHapus

Posting Komentar

Your thoughts greatly appreciated! Share it with us! (^_^)
Nowadays, I've been have hard times to reply comments or blogwalking to your blog. So, thank you so much for visiting me here!

Postingan Populer