[FlashFiction] Durhaka
credit |
Dering telepon membahana di sebuah rumah besar berlantai 2.
"Halo...", suara seorang ibu di rumah itu mengangkat telepon.
"Halo, bu...", suara seorang pemuda diseberang sana, "Maaf, sudah lama tidak menelpon. Apa kabar ibu? Sehat?"
"Oh, sehat-sehat saja."
"Alhamdulillah kalau begitu, Edo senang mendengarnya...", kelegaan tampak dari nada suara diseberang.
"Apa ibu butuh uang? Kalau iya, bulan ini bulan terakhir Edo bisa bantu,", ujarnya,"Mulai bulan depan, ada kebutuhan mendesak yang harus kami penuhi."
"Oh begitu, iya gapapa kok.", jawab sang ibu, "Gak usah kirim uang, kalian lebih butuh uang itu daripada ibu."
"Benarkah bu? Baiklah kalau begitu, kalau ada apa-apa telpon Edo saja ya bu....Jaga kesehatan ya...", pembicaraan berakhir.
"Halo...", suara seorang ibu di rumah itu mengangkat telepon.
"Halo, bu...", suara seorang pemuda diseberang sana, "Maaf, sudah lama tidak menelpon. Apa kabar ibu? Sehat?"
"Oh, sehat-sehat saja."
"Alhamdulillah kalau begitu, Edo senang mendengarnya...", kelegaan tampak dari nada suara diseberang.
"Apa ibu butuh uang? Kalau iya, bulan ini bulan terakhir Edo bisa bantu,", ujarnya,"Mulai bulan depan, ada kebutuhan mendesak yang harus kami penuhi."
"Oh begitu, iya gapapa kok.", jawab sang ibu, "Gak usah kirim uang, kalian lebih butuh uang itu daripada ibu."
"Benarkah bu? Baiklah kalau begitu, kalau ada apa-apa telpon Edo saja ya bu....Jaga kesehatan ya...", pembicaraan berakhir.
***
"Siapa yang menelpon, bu?", si putri bungsu bertanya.
"Siapa lagi kalau bukan si anak durhaka, abangmu...", ujar sang ibu sinis.
"Ih, kok ngomong begitu sih, Bu..."
"Lah, emang iya kan? Tadi cuma nelpon bilang gak bisa ngasih duit ke ibu. Pasti siapa lagi biangnya kalau bukan istrinya itu? Belanja benda mewah apalagi? Sudahlah jarang nelpon, duit juga gak dikasih.... ",cecar sang ibu.
"Lah, ibu kenapa sih? Dinda tanya deh, ibu pernah gak sekaliii aja nelpon mereka? Peduli sedikit? "
Sang ibu melengos pergi, masuk ke kamar dan membanting pintu.
"Siapa lagi kalau bukan si anak durhaka, abangmu...", ujar sang ibu sinis.
"Ih, kok ngomong begitu sih, Bu..."
"Lah, emang iya kan? Tadi cuma nelpon bilang gak bisa ngasih duit ke ibu. Pasti siapa lagi biangnya kalau bukan istrinya itu? Belanja benda mewah apalagi? Sudahlah jarang nelpon, duit juga gak dikasih.... ",cecar sang ibu.
"Lah, ibu kenapa sih? Dinda tanya deh, ibu pernah gak sekaliii aja nelpon mereka? Peduli sedikit? "
Sang ibu melengos pergi, masuk ke kamar dan membanting pintu.
***
"Bagaimana, yah? Ibu sehat?", tanya sang istri kepada suaminya.
"Sehat... tadi kata ibu, ia belum butuh uang. Aku juga sudah katakan tidak bisa membantu di bulan berikutnya.", Edo menghampiri istrinya yang terbaring lunglai di tempat tidur.
"Alhamdulillah kalau ibu sehat....", ujar si istri.
"Kalau begitu, untuk bulan ini kita bisa bayar sewa rumah. Dan bulan berikutnya ke dokter, melanjutkan terapi stroke-mu, sayang...", ujarnya lembut sambil membelai rambut istrinya.
"Mmmm....", sang istri tersenyum, namun tergurat kesedihan di matanya.
*****
Ya Allah, kasihan sekali ya anaknya dibilang anak durhaka, terlebih lagi si istri dijadikan kambing hitam oleh mertuanya. oops ini cuma fiksi aja kan ya mbak. mudah-mudahan gak terjadi didunia nyata
BalasHapusitulah kalau interaksi langsung tidak tercapai dengan baik..
BalasHapussuka sama ini, mbak :)
hueehh ibu nya nge-judge gitu, kan anak nya emang butuh buat pengobatan yaa mbak #emosi penonton naik turun :D
BalasHapusya ampuun..ternyataa...
BalasHapusahh jadi syeddih ini bacanya...bagus banget ini mba.. ;)
wah ga sabar nunggu kelanjutannya...sepertinya sad ending mbak :(..
BalasHapusayo teruskan semangatt :)
Huwoooooo keren bgt! Endingnya sipppp!
BalasHapusmanusia memang sering berprasangka buruk ya.. pdhl ga tau yg sbnrnya.. :(
BalasHapuskaget denger ibunya bilang begitu...intinya ya...komunikasi memang yang terpenting, baik secara langsung maupun tidak langsung.
BalasHapusmayya..kenapa critanya cuma dikit?lanjutin dong.. ;)
BalasHapusiya ih... cuma dikit. bikin penasaran :)))))
BalasHapuslike this a loot... terharu bacanya
BalasHapusaku berdesir bacanya mbak ...
BalasHapusmeski singkat, keren banget ...
Komunikasi adalah hal terpenting dalam menjalin hubungan. Begitu kata teman saya.
BalasHapussedih...
BalasHapussebenernya itu masalah komunikasi aja ya. kenapa edo gak cerita yang detil ke ibunya biar ibunya gak salah sangka...
hemmm,....sediih :(
BalasHapusterkadang yg mengaburkan segala rasa cinta itu satu, yaitu PRASANGKA !
lanjutin lagi mbak mayya ceritanya...*ngarep ceritanya berakhir happy ending*
BalasHapus*Speechless*
BalasHapusbalada mertua dan menantu, ya..
mba Mayya, ini bukan cerita nyata kan? *sedih*
BalasHapussaya suka ide yang diangkat.. :)
BalasHapusdua jempol untuk idenya..
aahhh burem2 mata ku
BalasHapusMayya.. kok ceritanya bikin sedih gitu.. hiks.. ini fiksi kan yaa??? hiks.. hiks..
BalasHapustumben tulisan'a kaya begini mba ?
BalasHapusse durhaka apa pun anak,ia tetaplah anak dari kedua orang tua'a
sediihh... tapi suka sama tulisannya. bagus :)
BalasHapusastaghfirullah...., bila sudah begini, yang durhaka siapa coba? Bagus sekali ceritanya, Mbak, supaya jadi bahan renungan bagi kita bersama.
BalasHapusceritanya berhasil bikin sy merinding sekaligus sedih mbak.. semoga hal spt itu gak terjadi pd kita semua ya..
BalasHapus@Lidya - Mama Cal-VinBiarlah hanya sebatas fiksi ya mbak ^_^
BalasHapus@Miss Rochma - Mama ArkanantaMakasih mbak Rochma ^_^
BalasHapus@Niar Ci Luk Baacooling down dulu Niar *ngipas-ngipas*
BalasHapus@DesiMakasih ya mbak Des!
BalasHapus@rodamemnKayaknya kelanjutannya di luar blog nih hahaha...*doakan ya*
BalasHapus@ndutyke*terharu dan tersipu* Makasih ya mem Tyk!
BalasHapus@covalimawatiIyah, bener, itu intinya ^^
BalasHapus@Astin AstantiWah, mbak Astin bijak banget deh ^__^
BalasHapus@Tita OktiSengaja...biar penasaran hihihi...
BalasHapus@CarraBiar ingat aku terus doooong! ;p
BalasHapus@Vica ItemMakasih ya mbak! *nyodorin tisu*
BalasHapus@Wong CilikMakasih ya apresiasinya mas, aku tersanjung nih! ^_^
BalasHapus@ArmanSebenarnya, di cerita tadi udah disentil dikit kenapa Edo gak cerita...Ayooo diteliti lagi ^__^
BalasHapus@IrmaSenjaSo wise! Iya bener sekali mbak!
BalasHapus@ceritasofidilanjutin di luar blog ya hehehe... *biar makin penasaran*
BalasHapus@Dellaiya mbak Del...
BalasHapus@Dwiyanimmmm....kasih tau gak ya? *ditoyor* *nyodorin tisu*
BalasHapus@a.i.rmakasih mas Affan!
BalasHapus@masrafa.com*nyodorin tisu*
BalasHapus@ristiniya mbak, ini fiksi cup cup cup *nyodorin tisu*
BalasHapus@Andylagi dapet ide yang begini mas...
BalasHapus:)
@Dongeng Denumakasih dan makasih juga sudah berkunjung kesini :)
BalasHapus@MahabbahIya mas, klo anak dikatakan durhaka, bagaimana dengan orang tua yg durhaka? mdh2an bermanfaat :)
BalasHapus@myra anastasiamengingatkan kita sbg orang tua juga harus intropeksi diri :)...
BalasHapus@Muh Nahdhi Ahsan*wah, komentarnya terjaring spam
BalasHapusiyak bener mas, komunikasi dan pengertian :)