[Flash Fiction] Posesif
"Sudah kukatakan padamu, dia hanya sahabatku!", teriak Sari.
"Dan aku juga sudah bilang, kalian jangan dekat-dekat lagi! Aku mengenalmu jauh lebih dulu darinya, bukan?", ujar Angga.
"Kamu memang pacarku, Ngga, tapi bukan berarti kamu bisa ngatur-ngatur aku harus dekat dengan siapa!"
"Gak bisa? Jelas aku bisa, aku tak suka melihat kalian berdekatan! Duduk berdua-dua dan pegangan tangan segala!"
"Plis deh! Kamu cemburu? Untuk hal yang begitu kamu mesti cemburu?"
"Lalu hal seperti apa yang aku tidak boleh cemburu? Melihat kalian begitu aku tak boleh cemburu? Bagus sekarang ia marah padamu! Jadi kalian tidak perlu dekat-dekat lagi!", ujar Angga sinis.
"Angga, kamu itu keterlaluan!", Sari melotot ke arah Angga.
"Sari, kamu yang udah kelewatan!"
"Trrrrrrt....", dering hape tiba-tiba berbunyi. Suasana berbalik hening dan sepi.
Sari mengambil hape dari tasnya, melihat siapa yang menelpon. Tertera nama sahabatnya. Ia segera mengambil jarak yang cukup jauh dari Angga.
"Halo, Ndi"
"Sari..."
"Iya..."
"Maaf aku sudah marah padamu, ya Sar! Tidak seharusnya aku berteriak padamu di kampus. Maaf aku sudah bilang kamu nusuk aku dari belakang."
"Iya gapapa...Ini salahku juga karena mau diatur-atur."
"Aku benar-benar marah sekali padamu karena sms yang kamu kirimkan itu."
"Mmm? Sms apa ya, Ndi?"
"Sms yang kamu kirimkan ke aku tiga hari yang lalu, sms yang buat aku meneriaki kamu di depan teman-teman. Kamu bilang, jangan dekat-dekat kamu lagi, kamu mau nikah sama Angga. "
"Rasanya tiga hari yang lalu aku gak kirim sms ke kamu, Ndi....", ujar Sari bingung, "tapi..., sepertinya memang Angga minjam hape aku sebentar, katanya mau sms temannya..."
Tak ada suara dari seberang sana.
Sari terdiam, mengalihkan pandangannya ke Angga yang menunggu dengan gusar.
"Jadi...."
"Aku tutup telponnya sebentar ya, Ndi. Maaf kita jadi ribut hanya gara-gara ini. Kamu akan tetap jadi sahabatku, Ndi!", Sari mengakhiri pembicaraan.
Dengan luapan kemarahan, Sari mendekati Angga.
"Telpon dari siapa itu? Kenapa mesti jauh-jauh? Dari sahabatmu si Mindy itu lagi ya?", tanya Angga bertubi-tubi.
"Kita putus, Angga Hendrawan!"
"Dan aku juga sudah bilang, kalian jangan dekat-dekat lagi! Aku mengenalmu jauh lebih dulu darinya, bukan?", ujar Angga.
"Kamu memang pacarku, Ngga, tapi bukan berarti kamu bisa ngatur-ngatur aku harus dekat dengan siapa!"
credit |
"Gak bisa? Jelas aku bisa, aku tak suka melihat kalian berdekatan! Duduk berdua-dua dan pegangan tangan segala!"
"Plis deh! Kamu cemburu? Untuk hal yang begitu kamu mesti cemburu?"
"Lalu hal seperti apa yang aku tidak boleh cemburu? Melihat kalian begitu aku tak boleh cemburu? Bagus sekarang ia marah padamu! Jadi kalian tidak perlu dekat-dekat lagi!", ujar Angga sinis.
"Angga, kamu itu keterlaluan!", Sari melotot ke arah Angga.
"Sari, kamu yang udah kelewatan!"
"Trrrrrrt....", dering hape tiba-tiba berbunyi. Suasana berbalik hening dan sepi.
Sari mengambil hape dari tasnya, melihat siapa yang menelpon. Tertera nama sahabatnya. Ia segera mengambil jarak yang cukup jauh dari Angga.
"Halo, Ndi"
"Sari..."
"Iya..."
"Maaf aku sudah marah padamu, ya Sar! Tidak seharusnya aku berteriak padamu di kampus. Maaf aku sudah bilang kamu nusuk aku dari belakang."
"Iya gapapa...Ini salahku juga karena mau diatur-atur."
"Aku benar-benar marah sekali padamu karena sms yang kamu kirimkan itu."
"Mmm? Sms apa ya, Ndi?"
"Sms yang kamu kirimkan ke aku tiga hari yang lalu, sms yang buat aku meneriaki kamu di depan teman-teman. Kamu bilang, jangan dekat-dekat kamu lagi, kamu mau nikah sama Angga. "
"Rasanya tiga hari yang lalu aku gak kirim sms ke kamu, Ndi....", ujar Sari bingung, "tapi..., sepertinya memang Angga minjam hape aku sebentar, katanya mau sms temannya..."
Tak ada suara dari seberang sana.
Sari terdiam, mengalihkan pandangannya ke Angga yang menunggu dengan gusar.
"Jadi...."
"Aku tutup telponnya sebentar ya, Ndi. Maaf kita jadi ribut hanya gara-gara ini. Kamu akan tetap jadi sahabatku, Ndi!", Sari mengakhiri pembicaraan.
Dengan luapan kemarahan, Sari mendekati Angga.
"Telpon dari siapa itu? Kenapa mesti jauh-jauh? Dari sahabatmu si Mindy itu lagi ya?", tanya Angga bertubi-tubi.
"Kita putus, Angga Hendrawan!"
***
note: 317 words
Yen pacaran malah luwih sengsoro karo sing jomblo, yo mending #PegatWae. #Revolusi
BalasHapusjadi si angga cemburu ama Mindy temen perempuannya sari ? ckckckck ga bener deh tuh siangga ya.. ;p
BalasHapuswah si angga posesif ya... :D
BalasHapuswah ternyata Angga ya yang mengirimi sms
BalasHapusaah aku jd pengen nulis fiksi.. hihi
BalasHapusmayya meracuniku.. haha
posesif keliawatan itu yaa mbak, pegang2 ajah gag boleh rek rek :D
BalasHapuseh, ternyata sahabatnya cewek tho ... :D
BalasHapusSetuju... Putus ajaaah...!
BalasHapus#kebawa emosi
hehe cemburu buta...
BalasHapushedehhh....cemburu sm temen cewek begonoh mah keterlaluan bgt deh >_<
BalasHapusAduuuuh sampe segitunya kah :D
BalasHapusPakabar ka?
wkwkwkwkwkwk posesif yang aneh hihihi
BalasHapus@Muh Nahdhi Ahsan*buka google translate*
BalasHapus@DesiYak bener! Seratus buat mbak Desi!
BalasHapus@ArmanHo oh!
BalasHapus@Lidya - Mama Cal-VinIyak bener mbak!
BalasHapus@covalimawatiAku rela meracunimu fiksi, say #tsaaaahhhh
BalasHapusAku tunggu yaaaa...
@Niar Ci Luk BaaNtar klo Niar ketemu yg begonoan, tendang ke laut aja ya!
BalasHapus@Wong CilikHo oh, mas!
BalasHapus@Niken KusumowardhaniAda yang esmosiiii... Hihihi...
BalasHapus@Rina S Esaputrahehehe...
BalasHapus@OrinTapi beneran ada looooh ^_^
BalasHapus@UzayBaik Zay! Udah lama gak blogwalking ke tempatmu niiiih *sembunyi di balik bakwan*
BalasHapuslo, gue, end.. :D
BalasHapustrus si angga bales pake isyarat, *i'm watching u guys..*
#edisi cerita alay.. :D
wahahaha....sahabatnya cewek toh? Bukan cerita biasa nih May... jempols!!
BalasHapusAhahaha.. jadi inget waktu kuliah dulu. Beneran ada kok May, yang kayak gini. Jangan-jangan kamu juga terinspirasi kisah nyata ya? ;)
BalasHapus@Tita Oktikhahahaha...si angga lebay banget emang!
BalasHapus@Vica ItemMakasih ya mbak Vica!
BalasHapus@DellaHahaha...seratus!
BalasHapus