Second Love

August 5, 2009

If I was being asked, what is the best thing that ever happened to me, I'll tell you for sure: the moment where I met with the man who has become my husband.
And the following years until today, a year after our wedding day, my husband was still the best thing in my life.
But apparently I was wrong ...

August 6, 2009

It had been days in pain.
After 24 hours, it still just 4 cm dilate from 2 cm dilate when I came to the hospital.
No more energy, even to breathe it was already so difficult. The eyes are also not compromise to remain open.
Six hours ago, can still be optimistic to get through of this. I ate half-cooked eggs, drinking coffee mix eggs and whatever, hoped it added energy. But all has been run out.
Shaking could not be stopped, my body was so cold.
Walking around in the maternity ward, which they said a lot of walk could help more dilate, but it was useless, that there is more exhausting in pain.
Lying back and forth left and right ... sat ... kept that way ... ... Just talking has also been difficult.

At 23:00

Water breaking, I was really torn. This is only 5 cm dilate!
Hubby was really in a mess, so did I. My eyesight began to unclear and swayed. I felt at nowhere, alone in the middle of the hustle and bustle of doctors and nurses around.
I could not feel my body anymore.
What left from me was just pain now.
I was so tired and the pain felt like never ending. Getting worse and worse.

August 7, 2009

At 3:30 in the morning

The doctor said the dilation was still 5 cm! And must take perform the surgery.
I talked to myself, Oh God ... Is it the time I must go?
I did not have the energy in this pain for the next hours waiting for 10 cm dilate.
It's been 4 hours and still no progress.

My husband agreed to surgery.
And needles injected into my body started. Do anything and I'm not going to complain! My body could no longer compromise!

At 4:15 in the morning

The operating room was waiting.Bismillah!
Shaking was back again, unable to controlled.
Doctors began working on me shortly after anesthesia in half my body started to react.

At 4:45 nearly dawn adzan

My eyes was holded to open... It's been 2 days 2 nights I did not sleep.I wanna see my baby.
And there was his cry .. my baby cried .. my first son cried... this soul cried who has stayed in my womb, that I was busy go back and forth throwing up in early and difficult to walk at the end.
The doctor picked him up, showed me and the umbilical cord still hanging in there.
Black hair and pink skin, big enough size compared to other infants and that's my son.

Only one word came out: Alhamdulillah!

This feeling was so difficult to describe, but certainly every mother will understand.
And he should be a source of strength and spirit to every mother, when heart was so fragile and lost hope.

My baby, he's the second best thing in my life.
And until now, my husband was still my first best thing.

Pekanbaru, October 21, 2009

(inspired by : Catatan Hati Seorang Istri, Asma Nadia)

credit

Original version in Indonesian Language as I posted in my Note Facebook:

CATATAN KECIL

05 Agustus 2009

Jika ditanyakan, apakah hal terbaik yang pernah terjadi pada diriku, dengan yakin akan kujawab: momen dimana aku dipertemukan dengan lelaki yang kini telah menjadi suamiku.
Dan tahun-tahun sesudahnya hingga saat ini, setahun setelah hari pernikahan kami, suamiku tetap menjadi hal terbaik dalam hidupku.
Namun ternyata aku keliru...

06 Agustus 2009

Sudah berhari-hari menahan sakit.
24 jam masih bukaan 4 dari bukaan 2 ketika datang ke rumah sakit.
Sudah tidak ada tenaga lagi, bahkan untuk bernafas rasanya sudah begitu sulit. Mata juga tidak kompromi untuk tetap terbuka.
Enam jam lalu, masih bisa optimis untuk bisa melalui ini. makan telur ayam kampung setengah matang, minum kopi telur, dan apa saja supaya ada tenaga.Tapi semua sudah terkuras.
Gemetar yang tidak bisa kuhentikan, badan menjadi begitu dingin rasanya.
Terus berputar-putar di ruang bersalin, yang katanya dengan banyak jalan bisa membantu lebih banyak bukaan, namun tidak ada manfaatnya, yang ada makin menguras tenaga untuk menahan sakit.
Berbaring bolak-balik kiri dan kanan...duduk...jalan...terus seperti itu...Bicara saja juga sudah sulit.


Pukul 23.00

Ketuban pecah, aku benar-benar sontak. Ini baru bukaan 5!
Suami sudah tidak karuan kacaunya, menyamai aku. Pandangan mulai tidak jelas dan penglihatan bergoyang-goyang.Aku seperti entah berada di mana. Sendiri di tengah hiruk pikuknya perawat dan dokter di sekitar.
Aku serasa tidak bisa merasakan badanku lagi.
Yang tersisa saat ini hanya sakit.
Aku begitu letih dan rasa sakit itu seperti tiada habisnya. Semakin menjadi-jadi.

07 Agustus 2009

Pukul 03.30 dini hari
Dokter bilang bukaanku masih 5! Dan harus diambil tindakan.
Kupikir dalam hati: ya Allah...apakah sudah saatnya aku pergi?
Aku tak punya tenaga lagi untuk menahan sakit selama berapa jam lagi ke depan menunggu bukaan 10.
Ini sudah 4 jam dan belum juga ada kemajuan.Suamiku setuju untuk operasi.
Dan mulailah berbagai jarum suntik menghampiri tubuhku. Lakukan apa saja dan aku tidak akan protes!Tubuhku sudah tidak bisa lagi kompromi!


Pukul 04.15 dini hari

Ruang operasi sudah menunggu. Bismillah!
Gemetar kembali datang, tak bisa kukontrol.
Dokter mulai bekerja di tubuhku sesaat setelah bius di separuh tubuhku mulai bereaksi.

Pukul 04.45 hampir azan subuh

Kukuatkan mataku...Sudah 2 hari 2 malam aku tidak tidur.Aku ingin lihat bayiku.
Dan terdengarlah tangisannya..tangisan bayiku..tangisan anak pertamaku...tangisan makhluk yang selama ini mendiami rahimku, yang aku sibuk bolak-balik muntah di awalnya dan susah berjalan di akhirnya.
Dokter mengangkatnya, menunjukkan padaku dan tali pusarnya masih menggantung di situ.
Rambut hitam dan kulit merah jambu, cukup besar dari ukuran normal bayi lain dan itulah putraku.

Cuma satu kata terucap: Alhamdulillah!

Perasaan saat itu begitu sulit untuk diungkapkan, namun setiap ibu tentu akan mengerti.
Dan dialah yang akan menjadi sumber kekuatan dan semangat bagi setiap ibu, di saat hati begitu rapuh dan hilang asa.

Bayiku, itulah hal terbaik kedua dalam hidupku.
Dan hingga saat ini, suamiku tetap menjadi hal terbaik yang pertama.

Pekanbaru, 21 Okt 2009

(inspired by : Catatan Hati Seorang Istri, Asma Nadia)

post signature

Komentar

  1. Waktu kelahiran anakkua juga terpaksa melalui di operasi, ketubannya udah pecah dari jam 11 malam dan bukaannya masih belum nambah sampai pagi, tapi alhamdulilah bayinya lahir dengan sehat selamat :)

    BalasHapus
  2. wah, ternyata serupa ya kelahirannya...alhamdulillah...mdh2an kelak anak2 kita jadi anak yg berbakti ^_^

    BalasHapus
  3. Wah, lama juga ya proses persalinannya. Bukaannya kok gak nambah2. Kebayang deh lemasnya menahan rasa sakit sekian lama...
    Cerita tentang persalinan memang tiada habisnya utk diceritakan... hehehe. :)

    BalasHapus
  4. bahagianyaaa yg punya two loves.
    sini satupun ga ada :(
    #eaaaaaaaaaa #MalahCurcol

    BalasHapus
  5. anak keduaku jg lahir lewat operasi. Udah 9 jam diinduksi, tp pembukaan ga maju2.. rasa dah kek diambang maut say.. ngrasain kontraksi hebat berjam2, tp bayi ga mo turun.. bdn mpe menggigil tak terkendali.. Denyut bayiku pun makin lama makin lambat.. akhirnya ya dioperasi..
    klo inget itu rasanya terharu bgt.. Alhamdulillah semua selamat yah.. :)

    BalasHapus
  6. @Mbak Reni: padahal udah baca buku macem-macem, eh ternyata kenyataannya bedaaa -__-

    @en-emy: lupa yah? masih punya mama, papa, unina, keluarga besar? hmmm...aku malah iri loh ama emy ^^
    Gak sabar klo baca celebriTues-nya, siapa lagi yang bisa diceritain ^^

    BalasHapus
  7. alhamdulillah lahir dengan selamat, smoga menjadi aanak yg shalih ya mba mayya ..aamiin ya rabb ..

    BalasHapus
  8. @meutia : aminnnn...mdh2an anak2 mbak meutia juga menjadi anak yg shalih pula... ^^

    BalasHapus

Posting Komentar

Your thoughts greatly appreciated! Share it with us! (^_^)
Nowadays, I've been have hard times to reply comments or blogwalking to your blog. So, thank you so much for visiting me here!

Postingan Populer