Ketika Doa Dipanjatkan

credit
Tujuh tahun yang lalu, seorang mahasiswi beranjak dari tangga lantai dua kampusnya menuju mesjid  kampus dengan gontai dan wajah sedih.
Kampus sudah sangat sepi dan ia sendirian.
Hari sudah sangat sore dan ia belum juga pulang.
Ia masuk ke kamar mandi untuk mengambil wudhu. Hatinya sedang gundah. Bukan, patah hati. Lelaki yang ditunggunya datang menemui si gadis, sudah dua jam ia menunggu, tak datang. Ia kesal, ia marah. Tapi ia tidak tahu melampiaskannya. Setelah mengambil wudhu, ia bercermin memperbaiki jilbabnya. Tanpa terasa, air matanya berlinang, mengalir tak terbendung. Alih-alih memperbaiki jilbabnya, ia menangis di depan cermin. Menangisi nasibnya yang selalu malang.
Menanyakan apakah rupanya begitu buruk sehingga lelaki datang dan pergi hanya untuk mengecewakannya lagi.
Atau apakah perangainya terlalu buruk sehingga lelaki tak sudi bersamanya.
Tapi jauh dari dalam lubuk hatinya, ia tahu lelaki itu bukan untuknya.
Jika ia harus memilih lelaki yang akan bersamanya 50-60 tahun mendatang, bukan lelaki itu. Dan tiba-tiba kelegaan membuncah dari dalam dirinya.
Ia segera menghapus air matanya, memperbaiki jilbabnya dan bergegas ke mesjid yang sepi lalu menunaikan sholat adzhar.

Dari sela-sela doa dan uraian air mata ia meminta,
"Ya Allah, ini sudah kesekian kalinya aku menangis karena laki-laki.
Aku tahu Engkau terlalu sayang padaku sehingga Engkau membuatku menunggu yang terbaik untukku. Aku seorang yang egois dan keras kepala.
Permasalahan keluargaku terlalu kompleks untuk dimengerti.
Dan Engkaulah yang paling tahu, lelaki sesabar dan sesayang apa yang bisa membuat aku menurut dan memberikan aku kedamaian dan kebahagiaan.
Mengikis segala ego-ku dan melindungiku senantiasa dari kesedihan.
Aku tahu ia di luar sana, sedang menungguku.
Aku tahu Engkau hanya memberikan lelaki yang baik untuk wanita yang baik.
Mungkin saat ini aku belum baik.
Mungkin akhlakku belum baik.
Mungkin ibadahku belum baik.
Mungkin hatiku belum berprasangka baik.
Aku harus terus memperbaiki diriku, agar aku pantas berdampingan dengan lelaki yang baik itu.

Ya Allah, jika lelaki ini memang jodohku, dekatkanlah aku, berikanlah aku tanda di hatiku. Jika memang ia bukan jodohku, jauhkanlah aku, berikanlah aku tanda di hatiku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Tahu atas segala sesuatu. Amin."

Sambil melipat mungkena dan sajadah, ia berbisik di dalam hati.
"Wahai belahan jiwaku, sedang apa engkau disana?
Apakah engkau sedang patah hati sekarang?
Apakah engkau sedang dikecewakan sekarang?
Jangan menyerah, wahai engkau pemilik tulang rusukku,
Aku sedang disini menunggumu.
Sejauh apapun jarak yang membentang di antara kita,
harus kita tempuh dengan kecewa dan sakit hati terlebih dahulu,
baru kemudian kita dapat bertemu.
Tunggulah aku."

Ia mengambil tas kuliahnya, berjalan kaki 200 meter dari mesjid kampus ke persimpangan jalan. Dan menunggu angkot kuning yang membawanya pulang kerumah.
~ ~ ~

Setahun kemudian Tuhan menjawab doa si gadis, setelah ribuan doa yang sama yang ia panjatkan.
Sebuah notifikasi pesan masuk, ia mengklik, muncul nama account dan sapaan sekenanya, dan sebuah nomor hp tertera.

Dialah suaminya yang sekarang, yang ternyata tak pernah jauh, hanya sejengkal di depan monitor, di dalam list friend yang sudah setahun ada di dalam account friendsternya.




Sesungguhnya Tuhan menjawab doa umat-Nya dengan cara yang tidak pernah disangka-sangka dan dipenuhi keajaiban yang luar biasa.

Maka dari itu, memintalah dan berdoalah tak jemu, berbaik sangkalah padaNya maka ia akan benar-benar memberikan yang terbaik untuk kita.

“Rasulullah saw. bersabda: Allah Taala berfirman: Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku dan Aku selalu bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku pun akan mengingatnya dalam diri-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam suatu jamaah manusia, maka Aku pun akan mengingatnya dalam suatu kumpulan makhluk yang lebih baik dari mereka. Apabila dia mendekati-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta. Apabila dia mendekati-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Dan apabila dia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari.”
~ Hadis riwayat Abu Hurairah ra.

post signature

Komentar

Postingan Populer