Cerita Persalinan Little Boo - Part 2
Sambungan dari part 1.
Ini barang-barang yang kami bawa:
Itulah kenapa saya mati-matian untuk bisa melahirkan normal, agar rasa sakit selama sebulan itu tak perlu saya jalani.
Little Boo sudah langsung pintar saja menyusui dengan lahap. Langsung deh dipuji-puji perawat. Ah, kamu, Nak!
P.S : Jika ada yang penasaran siapa DSOG-nya Little Boo : Dr. Suryo Bawono, SPOG. Petualangan pak dokter hensem ini mengusahakan pasien-pasiennya supaya bisa VBAC atau memiliki anak, bisa baca disini.
Hari Selasa, 29 Okt, pagi, kami sudah sampai di RS. Malamnya saya sudah mempersiapkan perlengkapan bersalin di RS dalam travel bag.
Perlengkapan ibu:
1. gurita ibu (yang pakai perekat karena praktis dan lebih nyaman melekatnya) 2 buah
2. pembalut nifas 1 bungkus
3. baju ganti (berkancing depan supaya mudah menyusui) dan underwear 3 pasang (juga perlengkapan untuk suami)
4. sarung batik 2 buah (untuk bersalin dan untuk di kamar)
5. jilbab instan
6. perlengkapan mandi + handuk
7. perlengkapan dandan + sisir
8. travel mungkena + sajadah kecil
9. sandal
10. alas tidur untuk suami + sarung sebagai selimut
11. Novel, komik atau buku bacaan lain untuk menghabiskan waktu
1. gurita ibu (yang pakai perekat karena praktis dan lebih nyaman melekatnya) 2 buah
2. pembalut nifas 1 bungkus
3. baju ganti (berkancing depan supaya mudah menyusui) dan underwear 3 pasang (juga perlengkapan untuk suami)
4. sarung batik 2 buah (untuk bersalin dan untuk di kamar)
5. jilbab instan
6. perlengkapan mandi + handuk
7. perlengkapan dandan + sisir
8. travel mungkena + sajadah kecil
9. sandal
10. alas tidur untuk suami + sarung sebagai selimut
11. Novel, komik atau buku bacaan lain untuk menghabiskan waktu
Perlengkapan bayi:
1. bedong 3-4 buah
2. pakaian bayi 3-4 buah
3. popok 1/2 lusin
4. selimut bertudung
5. pakaian bayi untuk pulang
6. kain panjang / kain jarik 1 buah
7. bedak + minyak telon + tisu basah
1. bedong 3-4 buah
2. pakaian bayi 3-4 buah
3. popok 1/2 lusin
4. selimut bertudung
5. pakaian bayi untuk pulang
6. kain panjang / kain jarik 1 buah
7. bedak + minyak telon + tisu basah
Pukul 10 kami check in di lobi pendaftaran dan tak lama dipanggil bagian IGD. Saya luar biasa nervous. Pertama, karena kami benar-benar hanya berdua. Ketika Little Bee lahir, ada mertua yang membantu, namun sekarang mertua harus menjaga Little Bee dirumah. Kedua, saya selalu parno kalau harus menghadapi meja operasi. Lampu besar segede gaban, jarum suntik, tempat tidur yang dingin, percakapan dokter, seolah-olah hidup saya bukanlah milik saya lagi, tapi ditentukan oleh orang-orang asing. Ketiga, bagaimana saya harus menghadapi kebahagiaan karena akan punya bayi lagi sekaligus ketakutan karena saya tidak bisa bergerak bebas untuk mengurus sang bayi. Dan yang terakhir, deal with the pain. Nyeri dan kesakitan setelah operasi adalah musuh terbesar saya. I hate to feel that!
Di bagian IGD, seorang perawat mengambil sampel darah. Setelah ia menghubungi DSOG saya, perawat memberitahukan bahwa saya akan dioperasi pukul 04.30 sore dan saya harus mulai puasa, tidak boleh makan dan minum apapun. Tak lama, kami diantar ke ruang bersalin dan menunggu disana. Novel dan komik yang kami siapkan sungguh bisa menghabiskan waktu yang bakalan terasa lama banget.
Rasa nervous yang saya alami, ternyata dirasakan juga oleh salah satu sobat blogger saya,mbak Tita. Hari itu kami asyik saling berkirim sms, menanyakan kemajuan persalinan masing-masing. Jika saya akan melalui persalinan cesar, mbak Tita menuju persalinan normal, memasuki bukaan kedua. Jujur, saya jadi lebih plong dan tenang menghadapi meja operasi. Thanks for that day, mbak!
Perawat memberikan baju ganti rumah sakit dan bertanya alergi makanan apa yang saya punya.
Seusai menunaikan sholat dzhuhur, seorang perawat memeriksa denyut nadi dedek bayi melalui pengeras suara. Lalu beberapa waktu sesudahnya, memeriksa aktivitas si dedek bayi. Alat pendeteksi pergerakan bayi ini mirip stetoskop 2 buah yang dililitkan di perut. Saya disuruh telentang dan memencet tombol tiap ada pergerakan bayi. Sumpah, posisi ini memang gak enak banget, saudara-saudara! Hamil gede disuruh telentang, bok! 15 menit lagi!
Seusai menunaikan sholat dzhuhur, seorang perawat memeriksa denyut nadi dedek bayi melalui pengeras suara. Lalu beberapa waktu sesudahnya, memeriksa aktivitas si dedek bayi. Alat pendeteksi pergerakan bayi ini mirip stetoskop 2 buah yang dililitkan di perut. Saya disuruh telentang dan memencet tombol tiap ada pergerakan bayi. Sumpah, posisi ini memang gak enak banget, saudara-saudara! Hamil gede disuruh telentang, bok! 15 menit lagi!
Lalu sore hari, saya disuruh mandi karena setelah operasi, tidak bisa mandi 3-4 hari.
Pukul 16.00, perawat mulai bersiap-siap membawa saya ke ruang operasi. Little Boo, waiting for me, honey. We will meet each other soon. Get ready.
DSOG ganteng memasuki ruang operasi dan menyapa saya, "Takut, Bu? Gak usah takut yaaa..." Aisssh, si pak dokter manis banget ngomongnya hahaha... Disemangatin begitu, saya makin siap untuk operasi. Bismillah!
Karena udah pernah operasi, saya gak terlalu takut lagi karena sudah tahu saya akan 'diapain'. Disuntik bius di punggung, memang (sekali lagi) lumayan membuat ketar-ketir. Namun yang saya tidak tahu bahwa saya akan dibius total. Sedangkan ketika Little Bee dulu, hanya dibius lokal. Tahu-tahu ketika saya mulai sadar, DSOG langsung berkata, "Bayinya laki-laki, Bu. Sehat. Beratnya 3,5 kilo." Hah? Apa? Siapa? Ngapain? Lemot banget saya loadingnyaaah! Bayi? Mana tangisnya? Mana bayi saya? Saya mau lihatttt! Suer, lebay banget deh, karena di dalam hati saya, saya sedih gak bisa dengar suara tangis bayi saya dan melihatnya di dada saya. Gagal sudah IMD (Inisiasi Menyusui Dini) yang saya idam-idamkan. Yang penting, Alhamdulillah, si dedek sudah lahir sehat dan selamat!
Gak lama, saya dibawa ke ruang pemulihan. Denyut nadi saya bener-bener buat heboh ruangan pemulihan karena dipakaikan pengeras suara. Badan saya mulai menggigil kedinginan. Setelah diberikan beberapa lembar selimut oleh perawat masih gak mempan, akhirnya dipakaikan selimut yang memakai uap panas. Uaaahhh...nyaman banget! Gak lama, hubby datang. Bahagia melihat wajahnya diantara orang-orang yang tidak saya kenal. Wajahnya yang cemas dan senang sekaligus, membuat saya makin terharu, bahwa ia begitu mencintai saya. Ia menunjukkan foto si dedek dan voila! Hati saya tumpah ruah oleh kelegaan dan kebahagiaan. Dan barulah saya merasa sangat lapar ketika melihat makanan dan minuman yang hubby bawa.
Setelah badan saya tidak lagi kedinginan, perawat pun melepaskan selimut-selimut. Lalu saya dibawa ke ruang kamar. Suster mengingatkan saya bahwa selama 24 jam ke depan saya tidak boleh bergerak, bahkan hanya untuk miring ke kiri dan ke kanan. Malam hari barulah si dedek bayi diantar ke kamar. Barulah saat itu kami berdua bisa bersua. Untuk pertama kalinya setelah dua tahun berlalu sejak penyapihan Little Bee, saya kembali menyusukan seorang bayi. Rasanya kembali menjadi seorang ibu baru. Lagi.
Little Boo sudah langsung pintar saja menyusui dengan lahap. Langsung deh dipuji-puji perawat. Ah, kamu, Nak!
Siang harinya, mbak Tita juga telah melahirkan seorang putra pula. Senangnya jadi double!
Bayi tetap berada di kamar ketika malam tiba, agar si ibu bisa menyusukan. Little Boo anteng banget, setelah disusukan, disendawakan, tidur lagi deh. Justru selama di RS saya gak bisa istirahat di malam hari dikarenakan bayi-bayi tetangga yang heboh. Alamak! Terpaksa jadwal tidur harus saya ganti ke siang hari.
***
Jadwal rutin selama di RS:
- Subuh, kamar dibersihkan oleh petugas.
- Setelah mandi/bebersih diri, sarapan dibagikan, bayi yang sudah dimandikan dan dijemur dibawa perawat ke kamar.
- Obat-obat akan diberikan sesuai jadwal si ibu, 3 kali sehari.
- Lalu nanti akan datang lagi perawat khusus laktasi, mengedukasi hal yang berkaitan dengan menyusui, mengajarkan bagaimana menyusui dan memijat payudara.
- Perawat lain akan memeriksa kantong urin, memastikan si ibu meminum banyak air. ini penting untuk meningkatkan ASI.
Salah satu suprise datang dari makmin KEB, mbak Lusi, yang datang menjenguk kami. Duh senangnya! Saya merasa terhibur sekali. Makasih mbak! Peluk dan cium dari Little Boo!
Little Boo umur 6 bulan ^_^ |
Rabu, 30 Oktober sore hari, tepat 24 jam setelah melahirkan Little Boo, perawat memberikan arahan agar saya mulai belajar duduk, berdiri dan berjalan. Ajaib, karena rasanya tidak sesakit dulu. Malam hari saya sudah bisa jalan! Suami pun segera mengurus administrasi agar besok siang kami bisa segera pulang.
Kamis, 1 November, siang, DSOG memeriksa keadaan saya, dan kami diperbolehkan pulang! Yaaaay!
Little Bee datang menjemput bersama neneknya di RS. Melihat wajahnya yang kebingungan, hati saya iba. Baru beberapa hari, tapi rindunya minta ampun. Saya peluk dan cium si bocah yang sekarang resmi jadi si sulung. Pertanyaan pertama yang diajukannya: "Perut bunda kok kecil? Adek mana?"
Girang banget Little Boo jumpa pertama kali dengan adeknya.
"Boleh kita bawa pulang adeknya, Bun?"
Little Bee datang menjemput bersama neneknya di RS. Melihat wajahnya yang kebingungan, hati saya iba. Baru beberapa hari, tapi rindunya minta ampun. Saya peluk dan cium si bocah yang sekarang resmi jadi si sulung. Pertanyaan pertama yang diajukannya: "Perut bunda kok kecil? Adek mana?"
Girang banget Little Boo jumpa pertama kali dengan adeknya.
"Boleh kita bawa pulang adeknya, Bun?"
P.S : Jika ada yang penasaran siapa DSOG-nya Little Boo : Dr. Suryo Bawono, SPOG. Petualangan pak dokter hensem ini mengusahakan pasien-pasiennya supaya bisa VBAC atau memiliki anak, bisa baca disini.
DSOG ganteng katanya hihihi. bentar2 berarti cowo dong kak may?
BalasHapusAdeknya boleh kita bawa pulang? hihi lucu banget si little bee :D
Ya iyalah cowok, deeek :d
Hapusselalu ada cerita yang menakjubkan dibalik persalinan ya mbak
BalasHapusselalu dag dig dug ser mbak : :))
HapusAku yang baca ikutan tegang.
BalasHapusKayaknya oprasi gak enak ya mba >_<
aku bersyukur gak jadi oprasi saat melahirkan Aisyah, padahal dokter udah bilang yang enggak2, bikin parno. ;-(
Operasi apapun mah gak enak mbak, kecuali operasi ketupat hihihi...
HapusSyukurlah mbak, kalau melahirkan normal, sebentar aja sakitnya ya...
Ya ampun mak, kok kebetulan banget nama dokternya spt nama suamiku hihihiii.... Tapi suamiku bukan dokter, apalagi gan... ah sudahlah, gak dapet jatah ntar :)) . Senengnya Little Boo skrg lucu & periang (h)
BalasHapusOh yaaa? Ih, kita emang jodoh ini mbak hihihi...
HapusPeluk cium dari Little Boo yaaa (k)
cerita ini mengingatkan draft tentang persalinan yang masih tersimpan rapi :D lanjutin nulisnya lagi deh..hehehe
BalasHapusjadi inget deg-degannya ya..nanti ultah dirayain bareng deh..1 di Pekanbaru 1 di Tangerang :-)
hayooo...aku nagih tulisanmu mbaaak!
Hapuskita mau buat birthday cake apa yaaaa? hihihi
kunjungan perdana dan salam perkenalan, silahkan berkunjung balik, barangkali berminat saya punya banyak vcd pembelajaran anak2, sangat cocok sekali untuk mengasah kecerdasan dan kemampuan anak serta membantu mendidik ,membangun karakter dan moral anak sejak usia dini, semoga bermanfaat dan ditunggu kunjungan baliknya, mohon maaf bila tdk berkenan ^_^ terima kasih
BalasHapusEhm ehm mbak putri ngiklan nih ;p
Hapus^_^ jadi malu, kan nanti kalau dd nya udah besaran bisa diberi tontonsn ysng bermanfaat hehehee... masih tetep ngiklan ya bu ^_^
Hapuskunjungan jumat sore yang cerah, izin nyimak aja deh, salam
BalasHapusSalam juga
Hapus"perut bunda kok kecil?"
BalasHapushah, bunda nya kenyang doang kali bukan hamil. Hahahaha
iri ah, kok kamu bisa cepat melangsing setelah melahirkan
Hahahaha....itu karena udah disedot Little Boo mbak, efek samping menyusui hihihi...
HapusAh si mbak juga langsing begitu kook :d
kayak pengalaman saya waktu ngelahirin anak pertama, Mak. Menggigil hebat. :)
BalasHapusberkunjung kemari, izin nyimak aja ya bu ^_^ salam
BalasHapus