Terbalaskan


Momen itu Nak.

Momen ketika Bunda mengantarmu di depan gerbang sekolah. Dirimu turun dari motor dan menuju kelas. Bunda beranjak maju meninggalkan sekolah perlahan dan melihat punggungmu. Lalu engkau memalingkan wajah ke belakang melihatku. Bunda tersenyum, engkau pun tersenyum. Engkau maju lagi perlahan, Bunda pun maju perlahan. Engkau, sekali lagi, memalingkan wajahmu melihat ke belakang, melihatku. Bunda tersenyum. Lalu engkau pun tersenyum lagi. Bunda selalu disini Nak. Di belakangmu. Mendukungmu.

Tiada lagi dendam di hatiku Nak. Tiada lagi benci. Cukuplah cintamu saja. Cinta kalian berdua, anak-anakku. Dendamku sudah terbalaskan. Dendam masa kecilku yang tiada dikasihi dan disayangi, terbalaskan. Terbayarkan dengan hanya momen itu. 


Komentar

Postingan Populer