Percakapan Kecil
Hari pertama sekolah.
Anak-anak.
Lebih banyak ibu-ibu.
Anak-anak.
Lebih banyak ibu-ibu.
Bee bertanya, "Bagaimana cara mendapatkan teman, Bun?"
"Coba yang paling mudah, tanya nama teman sebangku. Bee pasti bisa. " Aku usap kepalanya.
Kuatkan dirimu, May. Kamu tidak seaneh itu. Kamu tidak sejelek itu. Kamu berharga.
Kamu juga bisa mendapatkan teman. Di lautan para ibu ini.
Kamu juga bisa mendapatkan teman. Di lautan para ibu ini.
Mereka melihatku dengan tatapan itu. Iya, aku aneh. Jangan lihat mata mereka. Lihat ke bawah.
Kamu lupa tersenyum, May. Senyumlah. Kata suamimu, senyummu indah. Ingat kata wali kelas SMP-mu dulu? Katanya senyummu manis, tapi kamu jarang tersenyum.
Mereka tertawa bersama. Aku sendirian. Mereka lebih baik tanpa aku.
Kamu lihat Bee? Apa yang ingin kamu lihat? Bee yang punya banyak teman? Tertawa tanpa beban?
Iya. Aku ingin Bee begitu.
Berikan ia contoh.
Aku tidak bisa. Ini begitu sulit.
Coba lagi besok. Mulailah percakapan kecil. Setidaknya mulai dengan pertanyaan, "Kelas 1A atau 1B anaknya, Kak?"
Siapapun pasti akan menjawab. Mereka suka diperhatikan.
Ayo, coba lagi besok. Kamu pasti bisa.
Siapapun pasti akan menjawab. Mereka suka diperhatikan.
Ayo, coba lagi besok. Kamu pasti bisa.
~~~
Anak-anak yang dibesarkan dengan kata-kata negatif berulangkali akan terformat pada dirinya hingga ia dewasa.Rendah diri dan sulit bersosialisasi adalah dampak jangka panjang akibat kekerasan verbal ini.
Sebaliknya, anak-anak akan mengingat pula kata-kata baik yang dilontarkan orang dewasa di sekitarnya.
"Cengeng!" (mengata-ngatai anak)
diganti dengan :
"Kalau menangis, kita tidak bisa selesaikan. Ayo hapus air matanya. Kita kerjakan sama-sama. "
diganti dengan :
"Kalau menangis, kita tidak bisa selesaikan. Ayo hapus air matanya. Kita kerjakan sama-sama. "
"Masa ini aja nggak bisa dikerjakan?" (meremehkan anak)
diganti dengan :
"Yang mana yang susah? Coba Bunda ajarkan pelan-pelan... "
diganti dengan :
"Yang mana yang susah? Coba Bunda ajarkan pelan-pelan... "
"Kamu nggak bisa diatur! " (melabeli anak) diganti dengan :
"Sekarang kamu mandi, jika dalam hitungan 3, tidak masuk kamar mandi, terpaksa Bunda beri hukuman. "
"Sekarang kamu mandi, jika dalam hitungan 3, tidak masuk kamar mandi, terpaksa Bunda beri hukuman. "
Ayo kita berusaha menjadi orang tua yang lebih bijak.
Catatan:
Pengasuhan buruk yang meninggalkan trauma kekerasan masa kecil dapat dibaca disini
Jadi orang tua aku juga belajar untuk bicara dengan nada yg tidak tinggi dan kata2 yg halus dan positif.
BalasHapusaku jg begitu mbak, susah bersosialisasi..
BalasHapusAku jg krg lbh gitu kok mba,, suka ga nyaman ketika berada diantara org2 baru, dan sering kikuk ketika mengawali percakapan dg org lain yg bru aku kenal. Semangat trs mba,, dmi anak kita pasti bisa
BalasHapus