Tanpa Prasangka

"Kamu nggak makan, May? "
"Nggak.  Lagi puasa! "
"Ah,  maaf!  Aku lupa kamu lagi puasa!"

Sang kawan segera menyembunyikan makanannya. Jam segitu adalah jam makan siang di sekolah kami. Sekolah SMP swasta Katolik. Hari itu adalah hari di bulan Ramadhan. Saya dan 2 teman lainnya berpuasa di tengah 43 teman lainnya yang non-muslim.

Lebaran adalah hari paling bahagia buat saya. Teman-teman non-muslim akan memberikan begitu banyak kartu lebaran. Saya suka menyimpannya tahun demi tahun.

Tahun ini, di tengah bulan Ramadhan juga, sosial media gempar dengan warung yang buka di bulan puasa. Namun yang membuat hati sedih, ketika saatnya menahan diri dari nafsu,  komentar akan hal ini malah tidak mencerminkan sucinya berpuasa.
Saling perang meme,  membenarkan agama versinya sendiri dengan menuding saudaranya yang lain.  Sesama muslim.

Rindu.
Saya rindu kartu-kartu lebaran itu.
Saya rindu perjuangan kami berpuasa saat itu.
Puasa tanpa prasangka.

***

Apa kabar teman-teman?  Semoga puasa tahun ini lancar yaaa!  Mohon maaf lahir dan batin!

Komentar

  1. idem.. miris dengan banyaknya tanggapan - ntah itu pembelaan, pembenaran, dll - terkait kasus itu. Ramadan itu hakikatnya menahan diri, namun yg diimplementasikan hanya menahan diri dari lapar dan haus aja.

    BalasHapus

Posting Komentar

Your thoughts greatly appreciated! Share it with us! (^_^)
Nowadays, I've been have hard times to reply comments or blogwalking to your blog. So, thank you so much for visiting me here!

Postingan Populer