BELAJAR KEBIASAAN BAIK - PART 1

Siapa sih yang nggak gondok ketika kita ngantri di kasir lalu sekonyong-konyong  antrian kita disalip gitu aja? Atau ketika penumpang di mobil di depan kita buang sampah dari jendela? Atau temen kos yang selalu nggak siram toilet setelah buang air kecil?

Pasti pernah ngalamin kan? Kan? Kan?
Percaya nggak percaya biasanya yang melakukan hal-hal buruk itu nggak sadar kalau yang dilakukannya buruk. Karena apa? Karena kebiasaan!

***

Selain itu, ada juga paradigma di masyarakat, kalau nggak punya anak perempuan, si ibu siap-siaplah jadi 'babu'. Karena anak laki-laki nggak bisa seperti anak perempuan yang bisa membersihkan rumah atau bahkan dirinya sendiri.
Padahal kalau kita sering nonton di film-film luar sonoh, lelakinya malah lebih bisa diandalkan untuk urusan bantu-membantu. Tentu saja alasannya karena kebiasaan!

Masyarakat kita dahulu terbiasa mendidik anak laki-laki dimanja ibu. Saya bahkan sempat terdoktrin pandangan seperti, "Selagi masih ada perempuan, pantang laki-laki memegang sapu." Memang sih budaya patrilineal kita sangat kental sampai-sampai masalah gender ini jadi 'pemisah' bahwa laki-laki nggak pantas mengerjakan pekerjaan perempuan. 

Padahal walaupun laki-laki bisa melakukan pekerjaan perempuan, nggak mengurangi kejantanannya kan?
Rasulullah saja suka membantu istrinya mengerjakan pekerjaan rumah!
Justru itulah yang membuat istri makin cinta pada suami! << abaikan kalimat inih! *lirik hubby*

Masalah kebiasaan ini ternyata meninggalkan pengaruh pada sebagian besar diri saya. Apalagi tinggal hanya berdua dengan suami tanpa ada keluarga lain yang membantu ataupun ART, selama hamil dan setelah melahirkan, mengerjakan tugas rumah tangga sendiri adalah suatu hal yang sangat berat dan bikin termehek-mehek alias stres. Suami yang tidak terbiasa mengerjakan ini itu, akhirnya bisa membiasakan diri melakukannya demi cintanya pada istri *eciyeee...*
***
Dan begitulah, semenjak balita, ada kebiasaan-kebiasaan baik yang sebaiknya saya ajarkan untuk kedua bocah lelaki kami.
Selain bermanfaat bagi kesehatan dan kebersihan mereka, kebiasaan-kebiasaan baik ini memudahkan hidup mereka kelak, juga memudahkan hidup orang lain di sekitarnya, dimana pun mereka tinggal. Boleh dibilang, sebagai persiapan mereka kelak jika mereka sudah merantau kemana-mana (Haduuh, jauh banget ya pikiran eyke!). Susyaaaah memang, kadang rasanya ingin nyerah gitu aja. Tapi bakalan lebih susah lagi kalau mereka sudah terlanjur dewasa.

MENGGOSOK GIGI

Dan termasuk menggosok gigi sebelum tidur. Semenjak tumbuh gigi, gigi Bee mulai saya gosok-gosok pakai kain setelah mandi. Supaya dia terbiasa ada 'sesuatu' di mulutnya jadi niatnya nanti ketika sudah tiba waktunya memakai sikat gigi, dia udah biasa. Mengajarkan Bee gosok gigi lumayan lancar. Ada kalanya mogok gosok gigi, dan biasanya dibujuk-bujuk dengan film Upin Ipin tentang Gigi.
Ketika umurnya 5 tahun, salah satu gerahamnya patah karena berlubang besar. Sejak saat itu ia nggak nolak lagi disuruh gosok gigi. Malah kalau setelah gosok gigi sebelum tidur, ia makan sesuatu, dengan senang hati, gosok gigi lagi.
Lain Bee lain Boo. Boo juga dibiasakan giginya digosok sejak bayi, tapi tapi tapi, tetap aja gagal membujuknya agar mau menunjukkan giginya untuk digosok. Alhasil acara gosok gigi jadi acara pekik sana pekik sini. Kalau gak dipaksa, gigi depan Boo udah mulai menguning karena nggak digosok. Kalau dipaksa, takut dia trauma gosok gigi. Gosok menggosok gigi Boo masih jadi PR buat saya.

MEMBERESKAN MAINAN


Bee agak susah diatur kalau diingatkan untuk membereskan mainannya sendiri. Di umur 3-4 tahun, Bee suka ngeyel mengenai ini. Saya beri hitungan 1-3, lewat dari itu, mainannya disapu. Iya, beneran disapu. Lalu Bee nangis guling-guling.
Di umur 2 tahun ini, Boo udah mulai diajarkan membereskan mainan. Saya akan bilang, "Yok kita rapikan mainannya!" atau "Siapa yang paling cepat beresin mainan, menang!"
Kebiasaan membereskan mainan ini udah mulai tertanam. Tapi tetap saja, harus konsisten karena si anak sering keasyikan bermain dan lupa membereskan mainan.

MELETAKKAN BAJU KOTOR DI KERANJANG

Bee udah terbiasa sih, saya pun nggak ingat sejak kapan ia saya ajarkan. Boo si dua tahun udah mulai tahu letak keranjang kotor dimana. Mulai dibiasakan ketika membuka bajunya, saya akan bimbing Boo memegang baju kotornya lalu menuntunnya ke keranjang baju. Boo mengerti perintah sederhana, "Taruh bajunya disitu." And he did it!
Jadi, walaupun si bocah belum pandai ngomong, tapi kalau ia sudah mengerti kata-kata kita, udah bisa diajarkan sejak dini.


MEMBATASI JAJAN ( GAYA HIDUP HEMAT)

Bee dibatasi jajannya hanya 4000 rupiah saja. Jika ia minta jajan lagi, ia diingatkan bahwa tadi jajannya udah dua ribu. Udah nggak bisa lagi jajan. Mau guling-guling atau salto-salto, nggak bakal dikabulkan. Tapi sesekali ketika tingkah lakunya baik banget di hari itu, saya ijinkan ia jajan seribu-dua ribu lebih banyak.
Atau kalau ia bener-bener pengen jajan sesuatu, berarti mungkin ia lapar. Alternatifnya, saya buatkan kue brownies atau jagung rebus atau kentang goreng. Apa yang ada di rumah.

Kebiasaan baik apa lagi yang biasanya saya ajarkan di rumah? Nantikan di part 2 yah!




post signature

Komentar

  1. kebiasaan baik yang bisa mendisiplinkan anak-anak ya mbak

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  3. Kebiasaan seperti ini memang harus dipertahankan :)

    BalasHapus
  4. Di part ke-2 bahas tentang gadget dong mbak request. Hehe ^^

    BalasHapus
  5. ini adalah hal-hal kecil yang akan mengubah hidup seseorang ke arah yang lebih baik lagi, hehehe

    BalasHapus
  6. ditunggu part-2 ya Mbak, dan terus semangat, hehehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Your thoughts greatly appreciated! Share it with us! (^_^)
Nowadays, I've been have hard times to reply comments or blogwalking to your blog. So, thank you so much for visiting me here!

Postingan Populer