Sapih-Menyapih Boo
Kabar gembira untuk kita semuaaaa…Boo sekarang udah resmi bukan bayik lagi! Udah berhasil berhenti menyusu setelah dua tahun dua bulan Yeaaay!
Berhentinya lumayan lebih sulit dari Bee dulu, udah pakai rayuan pulau kelapa, dengan kata-kata, "Boo udah dua tahun ya, nggak menyusu lagi…" atau "Boo menyusunya malam aja yaaa…" nggak mempan! Udah jadi soundtrack tiap menyusu, Boo lempeng aja terus, nyusu jalan terus. Udah dioles yang pahit-pahit sampai sambiloto juga nggak mempan. Awal-awalnya sih ngerasa pahit, tapi karena hasrat menyusu, pahit-pahit pun ditelan juga. Boo jarang merengek jadi kalau merengek minta menyusu, duh, iba banget jadinya. Gagal terus deh menyapihnya.
Semakin lama umur Boo makin lewat dua tahun, makin kepikiran kalau Boo harus disapih. Harus kuat hati.
Kesibukan si emak ini dengan baking mem-baking buat jadwalnya maju mundur cantik.Akhirnya setelah bener-bener ambil waktu libur baking, dimanfaatkan betul untuk program menyapih Boo.
Segala macam cara gagal, tanpa sengaja tanya ke mbah gugel, dan ada yang pakai plester! Ekstrim ya?
Apa boleh buat, demi kesejahteraan bersama, plester pun jadi deh.
Dipasangin plester, Boo ngamuk nggak karu-karuan. Begadanglah saya dan hubby dalam proses ini. Mulai menggantikan kebiasaan menyusuinya dengan yang lain.
Awalnya Boo dibelikan tempat minum yang pakai sedotan untuk minum air putih. Mau sih tapi lama-lama nggak demen si anak.
Dibelikan susu UHT dan berakhir hanya diteguk sekali dua kali doang. Terakhir ternyata Boo doyannya susu kental manis!
Akhirnya ritual menyusui pun tergantikan dengan minum susu dari gelas. Yang perlu diajari lagi bagaimana caranya Boo bisa minta susu tanpa merengek, karena saban malam Boo merengek marah minta susu, masih belum move on si bocah inih kalau udah nggak bisa menyusui lagi.
Bicara menyusui, yang paling sulit adalah kalau hendak menyusui di tempat umum. Bagi saya pengguna transportasi umum bus trans, keki banget kalau Boo minta menyusu pas lagi rame-ramenya. Hadeeeeh! Boo bakalan nangis sebelum ketemu halte tujuan.
Selain itu, sarana publik seperti mal, rumah sakit, hyper market, pasar, bandara adalah tempat-tempat paling sulit kedua untuk menyusui. Yang setuju angkat tangaaan!
Untunglah rumah sakit ibu dan anak di Pekanbaru yang saya kunjungi umumnya sudah memiliki nursing room. Entah dengan rumah sakit biasa ya. Bandara di Pekanbaru sudah punya nursing room dengan gambar bayi yang besar. Membantu saya banget ketika baru tiba dari Jakarta waktu itu. Hyper market yang pernah saya kunjungi juga belum memiliki nursing room. Apalagi pasar. Di Pekanbaru, dari 3 mal yang ada disini, hanya ada 1 mal yang menyediakan nursing room. Awkward moment banget disaat Boo minta menyusu daaan saya bingung mau menyusukan dimana. Nyari sudut paling sepi, sambil berdiri terus menyusukan si kecil. NGGAK ENAK BANGET!
Ternyata Cussons juga memandang pentingnya keberadaan nursing room di area publik. Tahun ini, bersamaan dengan event Cussons Bintang Kecil 4 atau CBK #4, Cussons akan mendonasikan Rp 500 untuk setiap anak yang mengikuti kompetisi CBK4. Nah, makin banyak nursing room tentu makin sedikit kekhawatiran untuk menyusui si kecil di tempat umum!
Udah ikut berdonasi belum?
Info lengkap mengenai Cussons Baby bisa dibaca pada channel social media berikut
- FB: https://www.facebook.com/CussonsMumMe.Id/
- TW: https://twitter.com/cussonsmumme_id
- Web : http://cbk.cussonsbaby.co.id/
Disclosure : Post ini merupakan compensation level 13. Silahkan kunjungi page Disclosure blog ini untuk mengetahui lebih banyak tentang compensation level.
Berhentinya lumayan lebih sulit dari Bee dulu, udah pakai rayuan pulau kelapa, dengan kata-kata, "Boo udah dua tahun ya, nggak menyusu lagi…" atau "Boo menyusunya malam aja yaaa…" nggak mempan! Udah jadi soundtrack tiap menyusu, Boo lempeng aja terus, nyusu jalan terus. Udah dioles yang pahit-pahit sampai sambiloto juga nggak mempan. Awal-awalnya sih ngerasa pahit, tapi karena hasrat menyusu, pahit-pahit pun ditelan juga. Boo jarang merengek jadi kalau merengek minta menyusu, duh, iba banget jadinya. Gagal terus deh menyapihnya.
Semakin lama umur Boo makin lewat dua tahun, makin kepikiran kalau Boo harus disapih. Harus kuat hati.
Kesibukan si emak ini dengan baking mem-baking buat jadwalnya maju mundur cantik.Akhirnya setelah bener-bener ambil waktu libur baking, dimanfaatkan betul untuk program menyapih Boo.
Segala macam cara gagal, tanpa sengaja tanya ke mbah gugel, dan ada yang pakai plester! Ekstrim ya?
Apa boleh buat, demi kesejahteraan bersama, plester pun jadi deh.
Dipasangin plester, Boo ngamuk nggak karu-karuan. Begadanglah saya dan hubby dalam proses ini. Mulai menggantikan kebiasaan menyusuinya dengan yang lain.
Awalnya Boo dibelikan tempat minum yang pakai sedotan untuk minum air putih. Mau sih tapi lama-lama nggak demen si anak.
Dibelikan susu UHT dan berakhir hanya diteguk sekali dua kali doang. Terakhir ternyata Boo doyannya susu kental manis!
Akhirnya ritual menyusui pun tergantikan dengan minum susu dari gelas. Yang perlu diajari lagi bagaimana caranya Boo bisa minta susu tanpa merengek, karena saban malam Boo merengek marah minta susu, masih belum move on si bocah inih kalau udah nggak bisa menyusui lagi.
Bicara menyusui, yang paling sulit adalah kalau hendak menyusui di tempat umum. Bagi saya pengguna transportasi umum bus trans, keki banget kalau Boo minta menyusu pas lagi rame-ramenya. Hadeeeeh! Boo bakalan nangis sebelum ketemu halte tujuan.
Selain itu, sarana publik seperti mal, rumah sakit, hyper market, pasar, bandara adalah tempat-tempat paling sulit kedua untuk menyusui. Yang setuju angkat tangaaan!
Untunglah rumah sakit ibu dan anak di Pekanbaru yang saya kunjungi umumnya sudah memiliki nursing room. Entah dengan rumah sakit biasa ya. Bandara di Pekanbaru sudah punya nursing room dengan gambar bayi yang besar. Membantu saya banget ketika baru tiba dari Jakarta waktu itu. Hyper market yang pernah saya kunjungi juga belum memiliki nursing room. Apalagi pasar. Di Pekanbaru, dari 3 mal yang ada disini, hanya ada 1 mal yang menyediakan nursing room. Awkward moment banget disaat Boo minta menyusu daaan saya bingung mau menyusukan dimana. Nyari sudut paling sepi, sambil berdiri terus menyusukan si kecil. NGGAK ENAK BANGET!
Ternyata Cussons juga memandang pentingnya keberadaan nursing room di area publik. Tahun ini, bersamaan dengan event Cussons Bintang Kecil 4 atau CBK #4, Cussons akan mendonasikan Rp 500 untuk setiap anak yang mengikuti kompetisi CBK4. Nah, makin banyak nursing room tentu makin sedikit kekhawatiran untuk menyusui si kecil di tempat umum!
Udah ikut berdonasi belum?
Info lengkap mengenai Cussons Baby bisa dibaca pada channel social media berikut
- FB: https://www.facebook.com/CussonsMumMe.Id/
- TW: https://twitter.com/cussonsmumme_id
- Web : http://cbk.cussonsbaby.co.id/
Disclosure : Post ini merupakan compensation level 13. Silahkan kunjungi page Disclosure blog ini untuk mengetahui lebih banyak tentang compensation level.
Dulu aku nyapih Aisyah gak pake dikasih aneh2. Cuma ngebiarin dy main smp cape, pas mw bobo dicium dipuk2. Klo minta susu dikasih susu UHT. Fase menyapih ini memang bikin baper, haha
BalasHapusAku masih berjuang menyapih Hana nih. Tapi dia kalo di tempat umum sih ga minta mimik, meskipun seharian pergi dia udah tahu kalo di luar rumah ga boleh mimik. Waah hadiah lombanya menggiurkan bangets iniiih.
BalasHapusSi boo udah gede ajaa <3
BalasHapusKalau Bee apa kabar kak mayya ?
dekoras nursing roomnya firly banget ya lucu
BalasHapusSalut banget sama perjuangan menyapihnya :) Apalagi soal di bis TJ itu. Kamu keren, Mbak!
BalasHapusaku masih mikri nih mba metode apa ya buat nyapih yang kedua ini..dulu yang pertama pake metode tega.. T___T
BalasHapusduuh mudah2an yang kedua ini bakalan weaning with love... *fighting*
jadi ingte waktu harus menyapih kedua anak saya. Suami sampe belain cuti sampe Keke dan Nai bisa disapih. Karena prosesnya memang bikin lelah dan menguras emosi, ya hehehe. Terutama saat mereka rewel :D
BalasHapusWaaah keren kakak Boo, memang repot ya, kalau tempat umum tidak ada sarana untuk ibu menyusui
BalasHapus