Belajar Kematian

Kematian adalah akhir kehidupan di dunia. Ternyata kematian bukanlah sekadar akhir, namun juga awal kehidupan bagi orang yang ada disekitar dan mencintai yang telah mati itu. Itulah arti kematian bagi saya.

Bulan suci selalu mengingatkan saya pada alm. papa. Papa meninggal beberapa hari setelah Lebaran. Ketika papa pergi, saya tidak tahu harus berbuat apa. Kepergian papa adalah kehilangan saya akan seseorang untuk pertama kalinya. Rasanya terlalu cepat. Saya sedang menyambi memasakkan bubur dan memijat tangannya. Little Bee yang baru satu tahun itupun ikut memijat tangan Akong-nya. Ketika badannya makin panas, saya segera mengambil kompres dari kulkas. Hanya selang beberapa menit, badannya menegang dan pergi begitu saja. Begitu saja. Saya shock.

Kematian bukan hanya meninggalkan kesedihan. Saya menyayangi papa, walaupun kami berdua sama-sama keras kepala dan jarang sependapat akan suatu hal. Ketika papa pergi, kenangan akannya berkelebat di kepala bagaikan putaran film. Apa yang saya lakukan untuknya terakhir kali terus melekat di ingatan. Hanya itulah bakti terakhir saya untuknya.

Hiruk pikuk suasana duka saat itu, membuka mata saya bagaimana seseorang menyikapi kematian seseorang yang lain. Ada yang datang pagi-pagi dengan sebakul lauk pauk untuk keluarga yang berduka. Ada yang datang menyiapkan segala keperluan untuk menguburkan jenazah. Ada yang datang benar-benar dengan niat yang tulus. Ada yang menangis histeris. Ada yang membicarakan beliau seolah-olah ia yang paling mencintai beliau. Ada yang menyesali tidak melakukan sesuatu untuknya ketika beliau masih hidup.Ada yang datang sekadar kewajiban menghormati yang meninggal. Ada yang tidak datang sama sekali. Ada yang datang lalu meributkan bagaimana beliau meninggal. Ada yang datang lalu tertawa-tawa. Ada yang meributkan acara peringatan 7 hari dan 40 hari beliau. Ada yang datang lalu meributkan bagaimana kuburan beliau. Ada yang mengirimkan pesan duka, namun tidak datang. Ada yang begini dan begitu.

Satu yang saya sadari dari itu, bahwa ketika seseorang meninggal, tidak penting lagi menyesali apa yang kita tidak sempat lakukan untuknya, tetapi apa yang telah kita lakukan untuknya selama ia hidup. Tidak penting lagi apa yang kita lakukan untuknya setelah ia meninggal, tentu saja terkecuali doa anak yang sholeh.

Itulah arti hidup yang sebenarnya untuk saya.



credit

Kasih sayang apa yang telah saya berikan kepada orang-orang yang saya cintai selagi mereka/saya hidup?
Kenangan apa yang saya berikan kepada orang-orang di sekitar saya?
Sudah banyakkah saya meluangkan waktu bersama orang-orang terdekat saya?
Sudahkah saya menyapa sahabat-sahabat saya hari ini?
Sudahkah saya mengatakan bahwa saya menyayangi mereka hari ini?


Kematian memberikan banyak pelajaran kehidupan untuk saya.
Tentang bagaimana kita menyentuh hati orang lain selagi kita atau mereka masih hidup.




In Loving Memory of My Father

post signature

Komentar

  1. emm.. makasih udah diingatkan.. :)

    BalasHapus
  2. mencoba untuk mempersiapkan diri menghadapi seperti itu, may

    BalasHapus
  3. Makasih udah d ingetin yah May :)

    BalasHapus
  4. Kematian adalah akhir hidup kita di dunia namun menjadi awal kehidupan akhirat kita, ia kan mbak?

    BalasHapus
  5. sedih bacanya :( .. emang yaa kalo setelah kehilangan baru kita merasakan bahwa seseorang itu sangat berharga

    BalasHapus
  6. salah satu kalimat yang aku ingat, setelah baca salah satu tokoh revolusioner amerika selatan yaitu Jangan pernah menikmati pagi, kalau takut akan mati.

    BalasHapus
  7. harus siap menghadapi kematian ya mbak

    BalasHapus
  8. siap nggak siap kematian pasti akan menjemput, nabung amal dulu.. dr sekarg..

    BalasHapus

Posting Komentar

Your thoughts greatly appreciated! Share it with us! (^_^)
Nowadays, I've been have hard times to reply comments or blogwalking to your blog. So, thank you so much for visiting me here!

Postingan Populer